Nasional

Banyak Tokoh NU Layak Bergelar Pahlawan Nasional, PBNU Diharap Bentuk Tim Khusus

Jumat, 12 November 2021 | 01:00 WIB

Banyak Tokoh NU Layak Bergelar Pahlawan Nasional, PBNU Diharap Bentuk Tim Khusus

Banyak Tokoh NU Layak Bergelar Pahlawan Nasional, PBNU Diharap Bentuk Tim Khusus. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Sejarawan Nahdlatul Ulama (NU) Zainul Milal Bizawie menyoroti sulitnya beberapa tokoh NU untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Karenanya menjelang satu abad NU ia berharap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membentuk tim khusus untuk mengiventarisasi tokoh-tokoh NU di berbagai daerah agar menjadi pahlawan nasional. 


“Selama ini banyak masyarakat dari berbagai daerah yang mengajukkan nama-nama tokoh namun susah. Problemnya pada tim penyeleksi atau penilai dari Kementerian Sosial,” ungkap Milal mengisi seminar web Road to Muktamar NU ke-34 Seri 2, Kamis (11/11/2021).


Baru-baru ini misalnya, pengajuan kiai Kholil Bangkalan menjadi tokoh pahlawan nasional untuk tahun ini saja belum kelar. Padahal, kata dia, perjuangan Kiai Kholil Bangkalan lebih besar ketimbang beberapa tokoh yang sudah muncul gelarnya di Kemensos. “Perjuangannya tidak hanya fisik tapi juga riyadhoh dan lain sebagainya,” jelasnya. 


Dilihat dari syarat Kementerian Sosial, pengajuan tokoh menjadi pahlawan nasional meliputi pernah memimpin dan melakukan perjuangan senjata, tidak pernah menyerah kepada musuh dalam perjuangan dan melahirkan gagasan pemikiran. 


“Saya kira hampir seluruh tokoh NU dan pesantren dari berbagai wilayah memiliki itu semua tetapi kenapa ketika mengajukkan sangat kesulitan sekali?” ujar Penulis buku Masterpiece Islam Nusantara itu.


Oleh karena itu, ia berharap sejarawan segera melakukan konsolidasi untuk mendorong para sejarawan lainnya yang secara akademik diakui menjadi salah satu tim penilai tokoh pahlawan nasional.
Pihaknya juga mendorong PBNU untuk membuat gelar pahlawan nasional versi NU.

"PBNU harus memiliki term sendiri apakah itu pahlawan santri atau lainnya sehingga ketika teman di daerah susah menjadikan tokoh NU sebagai pahlawan nasional. PBNU memberikan gelar bahwa dia adalah pahlawan nasional versi NU,” dia menyarankan.


Pada kesempatan yang sama, Milal juga bersyukur karena salah satu tokoh NU yang berjuang melakukan perlawanan melalui media literasi perfilman Usmar Ismail tahun ini mendapat gelar pahlawan nasional.


“Kita juga perlu gembira karena Usmar Ismail diangkat menjadi pahlawan nasional. Dia salah satu tokoh PBNU yang cukup unik karena bergelut dalam bidang kesenian. Dia juga seorang mayor di bawah komando Zulkifli Lubis. Perjuangannya memang tidak di depan tapi semacam telik sandi,” Milal mencontohkan.


“Hal ini menunjukkan bahwa tokoh NU tidak hanya berkiprah dalam bidang agama saja tetapi juga melalui jalur lain,” pungkasnya.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syamsul Arifin