Gus Sholah: Berilah NU Manfaat, Bukan Memanfaatkan NU
NU Online · Ahad, 2 Agustus 2015 | 07:30 WIB
Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) mengatakan, bahwa setiap Nahdliyin harus memberi NU manfaat, bukan sebaliknya, memanfaatkan NU untuk kepentingan pribadi dan golongan.<>
Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers di Media Centre Muktamar Ke-33 NU yang terletak di SMA N 1 Jombang, Ahad (2/8).
“Ini saya sampaikan terkait dengan proses Muktamar yang sedari awal terjadi pemaksaan kehendak dan diskriminasi kepada para muktamirin soal Ahwa,” jelas Gus Sholah.
Dia mengungkapkan, bahwa Kiai Said dalam sambutan pembukaan Muktamar NU menekankan akhlakul karimah. “Biarkan semua muktamirin ikut bermuktamar, tanpa syarat apapun, tanpa diskriminasi. Kalau hal itu terjadi, berarti sudah tidak berakhlak karimah,” jelasnya.
Dalam pernyataannya, Gus Sholah sebenarnya tidak menolak mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Tetapi menurutnya, Ahwa yang ditentukan oleh panitia ini tidak sesuai prosedur organisasi.
“Di mana logikanya kalau Ahwa ditetapkan dalam Munas. Ahwa harus ditetapkan melalui Konbes. Keputusan Konbes itu juga tidak serta merta bisa diterapkan, harus diputuskan melalui forum tertinggi, yaitu Muktamar,” paparnya.
Jadi menurutnya, mekanisme Ahwa sangat tepat jika diterapkan untuk periode ke depan. Karena harus diputuskan melalui Muktamar terlebih dahulu.
“Jangan sampai NU ini kehilangan ruh jihadnya karena mental pragmatisme yang dimunculkan oleh orang-orangnya,” tuturnya di hadapan puluhan wartawan dari berbagai media.
Sementara itu, salah satu Ketua PBNU era KH Hasyim Muzadi, Andi Jamaro Dulung yang mendampingi Gus Sholah mengatakan, bahwa panitia harus bekerja secara profesional. “Jangan sampai Muktamar NU ini ditunggangi oleh oknum-oknum tertentu secara politik praktis,” ujarnya menandaskan. (Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua