Nasional

Hadiri Halal Bihalal MUI, Wapres Tekankan Pentingnya Saling Memaafkan untuk Bangun Solidaritas

Selasa, 7 Mei 2024 | 18:45 WIB

Hadiri Halal Bihalal MUI, Wapres Tekankan Pentingnya Saling Memaafkan untuk Bangun Solidaritas

Wapres Ma'ruf Amin dalam acara Halal Bihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/5/2024) siang.

Jakarta, NU Online

Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin menekankan pentingnya untuk saling memaafkan terhadap setiap perbuatan salah yang telah dilakukan.


Hal itu diungkapkan Wapres saat menghadiri acara Halal Bihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/5/2024) siang. 


"Kiranya (Momen halal bihalal) untuk menghilangkan hambatan psikologis, karena ada salah itu hambatan di dalam membangun solidaritas, keutuhan, dan kebersamaan," katanya.


Dalam kehidupan bermasyarakat, Wapres mengungkapkan bahwa sejatinya manusia saling memiliki hubungan yang kental. Menurutnya, manusia memiliki kebutuhan untuk saling melayani satu sama lain. 


"Manusia itu di kota maupun yang ada di kampung walaupun tidak merasa dilayani, tapi sebetulnya saling melayani. Orang kota dilayani orang kampung, orang kampung dilayani orang kota," jelasnya.


Wapres Ma'ruf juga menjelaskan, meminta maaf sangat penting untuk dilakukan oleh manusia. Namun ia menegaskan, kesalahan yang dilakukan merupakan hal wajar sebagai manusia. 


 "Kullu bani adama khattaun, semua manusia itu punya kesalahan, wa khairu khattain attawwabun, jadi manusia salah itu normal, yang penting itu minta maaf, yang tidak baik itu tahu punya salah tapi tidak minta maaf," jelasnya.


Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2018 itu juga menjelaskan pentingnya himayah rabbaniyah atau perlindungan Allah. Hal itu akan terjadi ketika seorang hamba melakukan kesalahan, lalu Allah sendiri langsung menegurnya melalui hati.


"Orang yang baik itu kalau orang menzalimi diri sendiri langsung ingat Allah, kemudian minta ampun dan tidak meneruskan, alarmnya langsung menyala, orang yang dijaga oleh Allah alarm langsung berhenti, langsung taubat. Itulah orang yang memperoleh himayah rabbaniyah," kata Kiai Ma'ruf.


"Kalau tidak ada alarmnya terus saja bablas. Semoga kita mendapatkan himayah rabbaniyah sehingga kita menyadari kesalahan-kesalahan kita," sambungnya.


Kiai Ma'ruf kemudian membagi dua kesalahan. Pertama, kesalahan yang berhubungan dengan Allah. Kedua, kesalahan yang berhubungan dengan manusia. 


"Untuk hak Allah, akan ditangguhkan saat di akhirat kelak. Jika Allah tidak memberikan hukuman di sini, maka ditunda di akhirat. Tetapi kesalahan untuk sesama hamba kita harus meminta maaf langsung kepada manusia," jelas Kiai Ma'ruf.