Ini 5 Arah Strategis Organisasi yang Jadi Fokus Fatayat NU di Era Digital
NU Online Ā· Senin, 7 Juli 2025 | 11:00 WIB

Ketum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah saat menyampaikan arahan dalam pembukaan Konferwil Fatayat NU Jawa Barat, pada Ahad (6/7/2025). (Foto: dok. Fatayat NU)
Anty Husnawati
Kontributor
Bandung, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama, Margaret Aliyatul Maimunah, menekankan pentingnya lima arah strategis organisasi sebagai fokus gerakan menghadapi era digital.
Hal itu disampaikannya saat membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) Fatayat NU Jawa Barat di Bandung, Ahad (6/7/2025).
Margaret menegaskan bahwa Konferwil bukan sekadar ajang pergantian kepemimpinan, melainkan momentum kolektif untuk memperkuat fondasi organisasi agar tetap relevan menghadapi tantangan zaman.
āSiapa yang terpilih bukanlah soal utama. Lebih penting adalah bagaimana kita menyusun strategi perjuangan agar Fatayat NU terus kuat secara struktur, tajam dalam program, dan adaptif terhadap perubahan, khususnya di era digital,ā ujarnya di hadapan ratusan peserta dari berbagai cabang se-Jawa Barat.
Ia menambahkan bahwa visi nasional Fatayat NU adalah Menguat Bersama, Maju Bersama, untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia. Menurutnya, visi tersebut tidak dapat dicapai tanpa pijakan konkret dan arah gerak yang terencana.
Ā
ā
Untuk itu, Margaret memaparkan lima arah strategis yang menjadi pedoman gerakan Fatayat NU dari tingkat pusat hingga ranting.
1. Penguatan struktur organisasi
Margaret menekankan pentingnya memperkuat kelembagaan dari PW hingga PAC dan ranting, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.
āKuantitas penting, tapi kualitas lebih penting. Kita ingin struktur yang hidup, aktif, dan membumi,ā ujarnya.
2. Kaderisasi berjenjang dan adaptif
Ia menegaskan bahwa paradigma kaderisasi perlu bergeser dari sekadar menggugurkan kewajiban menjadi gerakan yang terencana, masif, dan tuntas.
Fokusnya bukan hanya pada jumlah peserta pelatihan, tetapi memastikan seluruh proses kaderisasi berjalan menyeluruh di semua tingkatan.
"Jumlah kader yang ikut harus sebanding dengan jumlah yang benar-benar tuntas. Kader yang lahir harus militan, paham arah gerak organisasi, dan siap mengabdi,ā tegasnya.
3. Program berbasis isu strategis
Margaret mendorong agar program-program Fatayat NU menjawab persoalan nyata yang dihadapi masyarakat, seperti pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, layanan sosial, dan penguatan ekonomi berbasis komunitas.
āProgram kita tidak boleh hanya rutinitas. Harus berdampak dan menjawab kebutuhan zaman,ā katanya.
4. Optimalisasi layanan dan lembaga internal
Ia menilai Majelis Taklim dan LKP3A (Lembaga Konsultasi dan Perlindungan Perempuan dan Anak) sebagai instrumen penting dalam dakwah sosial Fatayat NU.
āKeduanya harus menjadi ujung tombak layanan yang responsif dan mengakar,ā jelasnya.
5. Transformasi digital organisasi
Menurut Margaret, digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk tata kelola organisasi, mulai dari pendataan kader, pelaporan program, hingga edukasi publik.
āKita butuh sistem informasi yang terintegrasi dan berbasis cloud agar organisasi makin transparan dan modern,ā ungkapnya.
Margaret kemudian mengajak seluruh kader Fatayat NU di Jawa Barat untuk bersatu menjaga marwah organisasi dan menjadikannya sebagai kekuatan sosial yang transformatif.
āFatayat NU bukan milik satu atau dua orang. Ini milik kita semua. Mari kita rawat, kita perkuat, dan kita majukan bersama agar tetap relevan sepanjang zaman,ā pungkasnya.
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Ribuan Santri Pati Akan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Tarif PBB 250 Persen hingga 5 Hari Sekolah
3
Resmi Dilantik, Ini Susunan Pengurus LBH Sarbumusi Masa Khidmah 2025-2028
4
INDEF Soroti Pemblokiran Rekening yang Dianggap Reaktif dan Frustrasi Pemerintah Hadapi Judi Online
5
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: 5 Kapunjulan Ngonsumsi Kadaharan Halal
Terkini
Lihat Semua