Nasional

Martin Van Bruinessen: Kritis Tak Harus Selalu Anti

Rabu, 4 September 2013 | 16:00 WIB

Jember, NU Online
Pengamat NU Asal Belanda, Martin Van Bruinessen berkenan menjadi nara sumber dalam Orientasi Pengenalan Akdemik dan Kemahasiswaan (Opak) 2013 di STAIN Jember, Selasa (3/9). 
<>
Dosen Universitas Utrrech, Belanda tersebut menyampaikan pandangannya tentang Indonesia dan Islam di hadapan 1.550 calon mahasiswa baru STAIN Jember. 

Ia berpesan agar  mahasiswa selalu kritis dan menjaga idealismenya. Sebab, sikap kritis dan keteguhan menjaga idealisme akan mengantarkan mahasiswa menjadi sosok yang peduli pada nasib bangsa dan rakyat. 

“Kritis itu perlu, tetapi tidak harus selalu anti, anti ini, anti itu,” ungkapnya.

Pengarang buku “NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana” itu menambahkan, mahasiswa Indonesia saat ini dinamis, termasuk mereka yang belajar di Eropa.  Mereka kritis dan berani bicara di depan umum. 

“Ini berbeda dengan kondisi mahasiswa di masa Orde Baru. Waktu itu mahasiswa dilarang berpikir independen,” ucap Martin dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Untuk itu, katanya, mahasiswa perlu memperluas cakrawala berpikir dengan cara banyak belajar kepada siapapun. Untuk menjadi pintar dan kritis, mahasiswa tidak harus belajar kepada orang yang lebih pintar melainkan bisa juga belajar kepada orang-orang sederhana yang tinggal di desa. “Banyak hal yang bisa dipetik dari orang sederhana yang tinggal di pinggiran,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua STAIN Jember, Babun Suharto memitna agar mahasisa lebih kreatif saat kuliah atau dalam memperluas wawasan. Sehingga kelak alumni STAIN benar-benar bisa dibanggakan umat. “Kita bisa meniru apa yang dicontohkan Prof. Martin,” ungkapnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)