Nasional

Pengungsi Akibat Banjir-Longsor Lumajang Butuh Makanan Siap Saji, Baju hingga Pempers

Sabtu, 8 Juli 2023 | 12:15 WIB

Pengungsi Akibat Banjir-Longsor Lumajang Butuh Makanan Siap Saji, Baju hingga Pempers

Warga Lumajang berada di tempat pengungsian, Jumat (7/7/2023). (Foto: Ahmad Ali Su'ud)

Jakarta, NU Online

 

Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Lumajang, Jawa Timur, Ahmad Ali Su'ud menyampaikan, ada ratusan warga dari beberapa desa di Kabupaten Lumajang diungsikan akibat banjir lahar dingin Semeru dan longsor. Awal bencana alam ini terjadi pada Jumat (7/7/2023) sekitar pukul 00.10 WIB.

 

Warga yang mengungsi terdiri dari kalangan yang beragam. Mulai dari balita, anak-anak hingga orang tua. Sementara aneka kebutuhan yang mendesak untuk mereka di antaranya kasur untuk istirahat, selimut, perlengkapan mandi, makanan siap saji, dan baju ganti. 

 

"Juga obat-obatan dasar, pempres, dan susu untuk balita. Ini awal kebutuhan yang cukup mendesak," katanya kepada NU Online, Jumat (7/7/2023).

 

Adapun tempat pengungsian warga berada di empat titik. Pertama Balai Desa Tumpeng, Kecamatan Candipuro. Kedua, dipusatkan di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro. Ketiga, berada di Pondok Pesantren Apita Nurussalam Jarit, Candipuro. Keempat, di rumah warga di daerah Jarit.

 

Bencana terjadi bermula dari curah hujan yang cukup tinggi selama dua hari dua malam berturut-turut. Dari sini banjir bandang terjadi. Derasnya air hujan itu kemudian mengalir melewati aliran sungai di kawasan gunung semeru dan Curah Kobokan, jalur alternatif pengendara dari Lumajang ke Malang Selatan. Lahar dingin pun dari gunung semeru ikut terbawa bersamaan dengan laju aliran air. 

 

Debit air juga diketahui cukup tinggi meluap ke beberapa aliran sungai lain yang mengakibatkan terputusnya jembatan. Menurut data yang diterima Su'ud, sapaan akrabnya, ada tiga jembatan yang putus. Yaitu jembatan Kali Regoyo yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, jembatan Pancut yang berada di Desa Keloposawit, Kecamatan Candipuro, dan jembatan perbatasan Lumajang-Malang yang di Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo.

 

Dari peristiwa ini, sejumlah kawasan permukiman warga terdampak. Di antaranya Kecamatan Pronojiwo meliputi Desa Srikaton, Desa Supiturang, Desa Sumberurip, Desa Oro-oro Ombo. Sementara di Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh, Kloposawit, Sidomulyo, Jugosari. Sejumlah warga di daerah ini akhirnya harus mengungsi.

 

Su'ud menyampaikan warga NU bergerak cepat ikut membantu proses pengungsian warga menuju titik-titik pengungsian. Mereka dari unsur LPBINU, NU Care-LAZISNU Lumajang, dan beberapa elemen NU yang lain. Tak hanya itu, mereka juga ikut berpartisipasi untuk memastikan kebutuhan-kebutuhan prioritas pengungsi dapat ditangani. 

 

"Untuk warga NU saya sampaikan banyak terima kasih telah membantu saudara-saudara kita yang kena musibah bencana lahar dingin dari gunung semeru. Warga NU membantu, semua bergerak dari kecamatan-kecamatan yang ada di Lumajang untuk membantu warga," ucapnya.

 

Ia juga mengajak kepada semua pihak agar juga turut berpartisipasi meringankan beban warga Lumajang terdampak. Setidaknya dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga yang sangat mendasar. "Ayo kita bersama-sama membantu untuk kemanusiaan ini," 

 

Pewarta: Syamsul Arifin

Editor: Syakir NF