Pengusaha Nahdliyin Gandeng Pesantren di Jabar untuk Budi Daya Porang
NU Online · Jumat, 20 September 2019 | 13:10 WIB

Petani Porang asal Jawa Timur yang sukses Budi Daya Tanaman Porang Khoirul Imam Maliki saat memberikan pelatihan kepada Pengurus daerah NU dari sabang sampai Merauke di Seminar Nasional pada Pleno PBNU di Pesantren Al-Muhajirin 2 di Cisereuh Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (20/9). (Foto : NUOnline/Ahdori)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Santri yang ada di sejumlah pesantren di Jawa Barat akan dilatih budidaya tanaman porang. Kegiatan itu sebagai tindak lanjut kerja sama antara Pengurus Wilayah (PW) Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Barat dan Petani Porang Indonesia.
Pelatihan keterampilan budi daya porang juga untuk memanfaatkan lahan pesantren yang masih kosong di sejumlah titik di Jawa Barat. Nantinya, santri diminta untuk mengelola dan mengurus tanaman porang, jika sudah bisa dipanen, hasil penjualan akan digunakan untuk pengembangan pesantren.
Porang adalah tanaman yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri Blume, tanaman ini termasuk salah satu jenis tanaman iles-iles (badur) yang kerap tumbuh di hutan belantara. Tumbuhan Porang dinilai sangat bernilai ekonomi bahkan potensinya sangat menjanjikan karena dicari oleh berbagai negara untuk diolah menjadi beragam olahan makanan seperti makanan cepat saji.
Ketua PW HPN Jawa Barat H Asep Saripudin mengatakan usaha tanaman porang sudah terbukti bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Dari satu haktare, petani dapat meraup keuntungan 500 sampai 900 jutaan setiap enam bulannya.
Untuk itu, ia memfasilitasi pesantren terutama pesantren yang memiliki lahan luas untuk melakukan budi daya tanaman porang. Selain itu, pihaknya menjamin pembelian bibit dan keperluan lain yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan budi daya.
“Makanya kita jamin pembelian dan sebagainya,” katanya saat ditemui NU Online seusai menghadiri seminar nasional pada Rangkaian Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2019 di Pesantren Al-Muhajirin di Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (20/9) pagi.
Ia memastikan pada Oktober depan pelatihan kepada santri sudah dapat dimulai. Dengan begitu, upaya memperkuat ekonomi keumatan di lingkungan pesantren terwujud di Jawa Barat.
“Pelatihan paling dua hari. Hasilnya dikelola bersama, dijual bersama. Sistemnya ada yang dijual mentahnya, ada yang bahan jadinya. Kalau yang mentah 8000 per kg-nya. Kalau yang matang, dapat laku 50 ribu per kg-nya,” tuturnya.
Sementara itu petani porang asal Jawa Timur yang sudah menjadi penyuplai porang ke China dan Jepang, Khoirul Imam Maliki mengaku siap membantu dan mendampingi santri yang siap menanam porang. Bahkan, pesantren tidak usah khawatir karena pihaknya akan membeli hasil panen tanaman porang jika sudah siap dipanen.
“Siapkan lahannya, kami siap mendampingi dan siap membeli hasil panennya,” katanya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua