Pergunu: Program Guru Penggerak Ciptakan Ketidakadilan di Kalangan Pendidik dan Sekolah
NU Online Ā· Senin, 19 Juni 2023 | 09:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Majalengka, NU Online
Wakil Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Ahmad Zuhri mengatakan programĀ Guru PenggerakĀ yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini, alih-alih membawaĀ transformasi pendidikanĀ secara menyeluruh dan adil, justru menciptakan ketidakadilan di kalangan pendidik dan sekolah.Ā
āGuru penggerak ini kan seleksinya dibatasi usia. Guru yang usianya di atas 50 tahun enggak bisa ikut padahal mereka bertahun-tahun ngabdi. Kebijakan ini membatasi harusnya kalau berprinsip keadilan semuanya bisa menjadi guru penggerak tanpa dibatasi usia," kata Zuhri kepada NU Online, Ahad (18/6/2023).
Zuhri juga menyoroti program guru penggerak yang berorientasi mendapatkan jabatan kepala sekolah atau pengawas sekolah. Padahal, tujuan utama dari program ini adalah membentuk karakter guru yang beriorentasi pada murid demi kemajuan pembelajaran di sekolah.Ā
āPuncak guru berkarir ini kan ketika menjabat kepala sekolah tapi kalau menurut saya guru penggerak jangan jadi satu-satunya instrumen untuk mengangkat guru jadi kepala sekolah dan seterusnya,ā katanya.
Baca Juga
Guru Penggerak Kemerdekaan Indonesia
Program guru penggerak ini, lanjut Zuhri, jadi dikotomi para guru. Contohnya saat ini terjadi di tengah masyarakat dan membuat keharmonisan antar guru rusak akibat paradigma yang dibangun dari guru penggerak.
āPendidikan ini kan PR besar yang harus dikerjakan bersama kalau gerak sendiri ini enggak arif. Saya kira cara pandang atau perspektif kita sebagai guru penggerak harus diubah, bagaimana bisa menggerakan guru agar tidak ada arogansi,ā jelasnya.
Zuhri mendorong pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan untuk mengubah sistem perekrutan guru penggerak agar tak ada iming-iming kenaikan pangkat sebagai kepala sekolah atau pimpinan yayasan. "Ini harus ada pembenahan niat kadang tidak semua guru bisa memahami ini,ā ungkapnya.
āKalau kebijakan pemerintah semua harus rata, tinggal instrumennya diatur karena aksesnya sulit, tesnya tidak semua bisa lulus, ada seleksi dan seterusnya. Secara tidak langsung ini membentuk kelompok guru tertentu ada dikotomi guru penggerak dan non penggerak,ā imbuhnya.
Guru penggerakĀ merupakanĀ programĀ pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya (workshop), konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan.
Sebagai pencanang, Kemendikbud berharap program ini bisa membawa hasil yang positif bagi pendidikan Indonesia. Sehingga, para guru nantinya bisa mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif.
Dikutip dari bukuĀ Merdeka Belajar dan ImplementasinyaĀ karya Ana Widyastuti,Ā guruĀ penggerak adalah lokomotif utama Merdeka Belajar. Ia menjadi pejuang garda terdepan dalam memajukan pendidikan dan mengembangkan kompetensi siswa.
Ā
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua