Nasional

Respons Guru SMA soal Pengembalian Jurusan IPA, IPS, Bahasa: Anak Lebih Leluasa Memilih

NU Online  Ā·  Rabu, 30 April 2025 | 16:00 WIB

Respons Guru SMA soal Pengembalian Jurusan IPA, IPS, Bahasa: Anak Lebih Leluasa Memilih

Gambar ini hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Guru Fisika SMA Negeri 9 Kota Bekasi, Jawa Barat, Kusrini (50) menilai bahwa pengembalian sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa dapat membuat siswa lebih bebas memilih jurusan saat melanjutkan ke perguruan tinggi.

 

ā€œKalau dikembalikan ke IPA dan IPS lebih luwes (tidak kaku), anak-anak bisa memilih dan lebih leluasa dalam memilih jurusan di kuliah,ā€ ujarnya kepada NU Online di Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (30/4/2025).


Ia menyampaikan bahwa banyak siswa yang di tengah proses pembelajaran berubah minat dan ingin mengganti bidang keilmuan ketika melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


ā€œMisalnya, awalnya anak ingin berkuliah di bidang kedokteran atau kebidanan atau keperawatan, namun di tengah jalan tiba-tiba ingin beralih ke bidang teknik,ā€ ujarnya.


ā€œSementara sudah tidak belajar Fisika. Ini yang menjadi kendala kalau ada yang ingin beralih jurusan, sedangkan si anak kan tidak mempelajari semua pelajaran IPA,ā€ sambungnya.


Kusrini menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka Belajar di sekolahnya telah berjalan selama empat tahun dan siswa diberikan kebebasan untuk memilih pelajaran yang ingin diambil.


ā€œDibebaskan untuk memilih. Jadi misalnya anak memilih Biologi dan Geografi maka pelajaran IPA hanya Biologi dan IPS hanya Geografi, pelajaran seperti Fisika Kimia, Ekonomi, Sosiologi itu tidak dapat,ā€ ucapnya.


Ia mengungkapkan bahwa dengan kembalinya sistem penjurusan, siswa SMA akan memperoleh ilmu dasar secara utuh sesuai jurusannya, baik itu IPA, IPS, maupun Bahasa.


ā€œJadi bukan hanya sebagian saja ilmunya,ā€ katanya.


Menurut Kusrini, Kurikulum 2013 dapat menjadi acuan jika sistem penjurusan dikembalikan.


ā€œKalau kurikulumnya kembali (2013), anak yang IPA bisa mengambil pelajaran IPS, misal mengambil hanya Ekonomi itu juga hanya tambahan bukan wajib,ā€ ucapnya.


Menurutnya, penerapan sistem penjurusan ini dapat dimulai pada tahun ajaran 2025/2026 dan khususnya untuk siswa baru kelas 10.


ā€œKami guru ya sudah siap dikembalikan ke yang lama. Cuman seperti sistem dahulu yang dimulai dari kelas 10 untuk penjurusannya agar lebih kuat dasarnya yang dipelajari,ā€ ungkapnya.


Kusrini juga menyarankan agar siswa kelas 11 dan 12 tetap melanjutkan Kurikulum Merdeka Belajar.


ā€œKarena kalau diubah, materinya tidak bisa dikejar dalam waktu yang singkat,ā€ ungkapnya.


Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Aris Adi Leksono menyampaikan pandangan yang serupa bahwa pengembalian sistem penjurusan bagi siswa SMA merupakan hal yang positif.


ā€œMenurut kami, ini hal yang positif, selain untuk lebih mengarahkan fokus minat bakat siswa, juga berguna untuk penyiapan siswa ke jenjang perguruan tinggi,ā€ ucapnya.


Ia menegaskan bahwa pengembalian sistem penjurusan akan berdampak pada revisi kurikulum pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan kompetensi guru sebagai pelaksana kurikulum dan pembelajaran di sekolah.


ā€œJika tidak dilakukan penguatan kompetensi guru, maka tidak akan berimplikasi banyak terhadap kompetensi lulusan siswa,ā€ tegasnya.