Warta

Dibuka, Beasiswa Penataran untuk Guru Ma’arif NU ke Jepang

Jumat, 12 Januari 2007 | 11:55 WIB

Hiroshima, NU Online
Kabar gembira untuk para guru Nahdlatul Ulama (NU). Pemerintah Jepang membuka kesempatan bagi para guru yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU menerima beasiswa untuk mengikuti Program Penataran Guru (PPG) di negeri Sakura tersebut.

Kabar gembira itu disampaikan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Nihon (sebutan lain untuk PCINU Jepang) Agus Zainal Arifin kepada NU Online di Hiroshima, Jepang, Jum’at (12/1)

<>

Menurut Agus, demikian panggilan akrabnya, PPG merupakan kesempatan yang sangat baik bagi tenaga pendidik NU untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Pasalnya, program tersebut memang dirancang khusus oleh pemerintah Jepang bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran sesuai bidangnya.

“Mereka akan diberikan pelatihan dalam cara, pembuatan rencana belajar-mengajar yang lebih efektif dan menarik minat siswa dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan guru,” terang Agus yang juga kandidat doktor di Universitas Hiroshima itu.

Agus menjelaskan, pada dasarnya program non-gelar yang berlangsung selama 18 bulan tersebut terbuka untuk umum. Namun, hingga saat ini, menurutnya, belum ada satupun guru dari LP Ma’arif NU yang mendaftarkan diri. “Ini sangat disayangkan sebab kesempatan ini sangat terbuka dan peluang diterimanya juga sangat lebar,” tandasnya.

Padahal, lanjutnya, program tersebut tak dipungut biaya sedikitpun. Mulai biaya ujian masuk, biaya kuliah, uang pendaftaran hingga biaya transportasi (tiket pesawat) keberangkatan dari Indonesia ke Jepang, semua ditanggung oleh pemerintah Jepang. Bahkan, selain disediakan asrama, para peserta akan mendapatkan tunjangan sebesar ¥25.000 saat tiba di negeri pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe tersebut.

“Peserta juga akan mendapatkan tunjangan bulanan sebasar ¥172.000 per bulan. Seluruh biaya itu lebih dari cukup untuk hidup di Jepang. Bahkan, kalau mau sekalian bawa keluarga, biaya itu juga masih cukup,” ujar Agus yang juga dosen Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ini memberikan semangat.

Meski pendaftaran akan segera ditutup pada 31 Januari 2007, namun, bagi para guru Ma’arif NU yang berminat, ia berharap masih ada waktu untuk memenuhi segala persyaratan yang harus dipenuhi serta sekaligus bisa segera mendaftar. “Mudah-mudahan dalam waktu kurang lebih 15 hari ini, mereka bisa memenuhi persyaratan,” harapnya.

Mengenai formulir pendafataran dan informasi selengkapnya, bisa didapatkan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia (Jakarta) ataupun sejumlah Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Medan dan Makasar. Bahkan, bisa pula bisa di-download lewat http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_tt.html. (aza/rif)