Warta

Lesbumi Gelar Pagelaran Budaya Rakyat

Jumat, 13 Juli 2007 | 22:28 WIB

Pati, NU Online
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama menggelar berbagai acara kesenian pada 13-15 Juli di Kota Pati yang dikemas dalam "Gelar Budaya Rakyat".

Sejumlah pertunjukan digelar bekerjasama dengan Pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pati untuk memperingati hari lahir ke-81 NU yang acaranya dipusatkan di stadion Pati.

<>

Pada Jum’at (13/7) pagi, dilakukan pembukaan oleh Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Anas Taher dan masyarakat Pati disuguhi pertunjukan marching band dari sebuah pesantren, Barongsai, Barongan, lomba muslim fashion show dan hadrah.

Pada Jum’at malam, digelar wayang dan ketoprak yang ditempatkan di dua sisi stadion sampai pagi. Para pengurus Muslimar dan Fatayat se-Pati juga berpartisipasi dalam acara ini dengan menggelar produk yang mereka miliki, mulai dari baju, tas sampai dengan berbagai macam makanan dan hasil pertanian di stand yang disediakan secara gratis oleh panitia.

Pada hari Sabtu, digelar lomba menyanyikan mars Muslimat dan Fatayat NU. Ketua Lesbumi Sastrow Al Ngatawi menjelaskan saat ini sudah terdapat 21 group yang akan bersaing memperebutkan juara pertama.

Selain itu, juga akan digelar sesarehan kebudayaan dengan mengundang Penyair Clurit Emas Zawawi Imron dan Vony Alvionita untuk membahas perkembangan kebudayaan dan kesenian di Indonesia.

Pada Sabtu malam, yang merupakan puncak acara, akan dilakukan pelantikan pengurus cabang Lesbumi Pati dan pentas seni oleh para artis seperti Hamdan ATT, Melly Sandy, Amel, artis yang dibesarkan oleh Lesbumi, dan para artis KDI.

“Kita berharap acara ini bisa menjadi acara tahunan yang mendorong dan mengembangkan aktifitas kesenian di Pati. Misalnya, ada lomba mars dari tingkat ranting, terus pemenangnya diadu ditingkat Anak Cabang dan seterusnya sehingga kegiatan organisasi menjadi semakin aktif,” tandasnya.

Wakil sekretaris PCNU Pati H Minhajus Sidad dalam pembukaan berharap agar Lesbumi bisa mengembalikan kejayaannya seperti para era tahun 1960-an. Dikatakannya saat ini seolah-oleh terdapat kesenjangan antara kesenian dan umat sehingga gap ini harus segera diatasi. (mkf)