Warta PEJABAT SEDERHANA

Lily Wahid Setia dengan Kijang Birunya

Rabu, 16 November 2011 | 10:09 WIB

Jakarta, NU Online
Di tengah-tengah seruan berbagai pihak tentang pola hidup sederhana yang mestinya dianut oleh para pejabat, justru banyak sekali para plitisi dan publik figur yang menampakkan kemewahan. Alih-alih menyembunyikan kemewahan, justru banyak sekali pejabat yang malah menolak bergaya sederhana dengan alasan tidak mau munafik.

Namun demikian, bukan berarti semua pejabat publik Indonesia dan politisi di Senayan (anggota DPR RI) memilih pola glamour atau menentang seruan hidup sederhana. Salah satu sosok sederhana di lingkungan politisi berlatar Nahdliyyin adalah Lily Chadijah Wahid, politisi Partai Kebangkitan Bangsa.<>

Meski telah lama malang melintang di jagat politik Indonesia dan beberapa kali terpilih sebagai anggota DPR-RI, Lily Wahid hingga kini masih setia dengan pola hidup sederhananya. 

Salah satu buktinya adalah, meski Gedung DPR-RI kini lebih mirip Showroom mobil mewah daripada gedung tempat aspirasi rakyat tersalurkan, namun Lily wahid tidak ikut andil dalam pamer kemewahan tersebut. Alih-alih memakai mobil baru, Lily tetap setia dengan mobil Toyota Kijang tuanya yang berwarna biru.

Menurut Lily, kesetiaannya pada mobil kijang tuanya ini dikarenakan dirinya merasa tidak enak jika menggunakan mobil mewah, sementara masih banyak rakyat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.

"Kasihan sama konstituen, yang hidupnya susah banyak banget. Kalau kita naik mobil mewah, gak enak aja," tutur Lily di akun twitternya.

Sementara itu dalam masalah kepemimpinan bangsa, Lily beranggapan bahwa tidak semua persoalan dapat diselesaikan dengan uang. Terpenting, menurut Lily, adalah bisa berkomunikasi dengan elegan dan memahami keinginan rakyat.

"Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan uang. Almarhun Gus Dur datang ke Papua dan sampai sekarang rakyat Papua masih mencintai Gus Dur. Merek hanya ingin diperlakukan sama dengan saudara-saudaranya di seluruh In donesia," tutur adik kandung Gus Dur ini.



Penulis : Syaifullah Amin