Warta

Musibah Tak Terkait dengan Watak SBY-Kalla

Ahad, 11 Maret 2007 | 08:45 WIB

Bandung, NU Online
Musibah yang menimpa bangsa Indonesia tidak dapat dikaitkan dengan watak jelek para pemimpin bangsa. Karekter Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla, misalnya, hanya bisa dihubungkan dengan berbagai kebiijakan dan keputusan mreka dalam memimpin bangsa.

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Anis Arsyad menyatakan, umat Islam harus tetap berprasangka baik terhadap para pemimpin bangsa dan ikut serta mendukung segala program dan langkah mereka.

<>

Dikatakan hal ini sejalan dengan penjelasan “man ra’a musliman hasanan fahuwa ‘indallahi hasanan.” Barangsiapa yang berprasangka baik kepada seseorang maka dia baik pula dalam pandangan Allah SWT. Semua pihak harus berintrospeksi dan mengoreksi diri terhadap berbagai musibah dan bencana yang terjadi silih berganti.

“Semua musibah dan bencana yang menimpa bangsa Indonesia tidak boleh dikaitkan kepada pribadi seorang pemimpin bangsa. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya,” katanya usai mengikuti rapat harian Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jawa Barat Sabtu (10/3).
 
Kecelakaan transportasi yang terjadi secara beruntun, baik di darat laut dan udara barangkali disebakan karena para pengemudinya tidak disiplin dan atau kendaraan yang dikemudikan sudah tidak layak pakai. Tanah longsor, mungkin menurut ilmu geologi sudah waktunya atau manusianya banyak melakukan perbuatan kerusakan di atas bumi.

Lalu, kata Kang Anis (panggilan akrab KH Anis Arsyad), munculnya berbagai penyakit seperti flu burung, mungkin karena manusia sudah tidak lagi menjaga kebersihan dan kesehatan atau bahkan mungkin cara Allah SWT untuk menambah ilmu kedokteran bagi para dokter.

Bahkan boleh jadi sudah tidak ada yang peduli terhadap kebenaran dan kemungkaran, atau sudah tidak ada lagi yang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar sehingga musibah dan bencana di mana-mana dan terus menerus. “Kalau pun ada mubaligh, ustadz, pendeta dan yang lainnya yang menyeru kepada kebaikan dan kebenaran mungkin keikhlasannya kurang maksimal,” katanya.
 
Karena itu, kang Anis yang juga menantu KH Abdullah Abbas, Buntet Pesantren, Cirebon, mengajak semua agar melakukan introspeksi, koreksi, tafakur dan istighotsah bersama memohon kepada Allah SWT agar bangsa Indoensia ini berada dalam naungan rildlo-Nya, menjadi negara yang baldatun warobbun ghafur. (din)