Warta KUNJUNGI PBNU

Muslim Taiwan Jajaki Investasi Produk Halal

Kamis, 18 Januari 2007 | 02:38 WIB

Jakarta, NU Online
PBNU kali ini mendapat kunjungan lagi dari ulama China. Kini giliran Ulama dari Taipei Grand Mosque Salahuding Ma Chao Yen dan Tsa Ghao Si Hung, coordinator halal certificate affair melakukan dialog dengan pengurus PBNU, Rabu, (17/1). Dalam pembicaraan tersebut mereka menawarkan kemungkinan investasi produk halal di Indonesia untuk diekspor.

Salahuding mengungkapkan bahwa meskipun komunitas muslim di Taiwan kecil, namun pasar produk halal yang sangat luas di negeri muslim dengan total populasi lebih dari satu milyar merupakan potensi yang sangat menarik.

<>

Tawaran tersebut disambut dengan antusias oleh PBNU. Dr. Bina Suhendra, mantan presdir Phapros yang kini menjadi pengurus Lembaga Pelayanan Kesehatan NU mengusulkan diadakannya pertemuan lebih lanjut sebagai langkah kongkrit. “Kecil-kecil dahulu tidak apa-apa, yang penting ini kongkrit,” tutur muallaf China tersebut.

Salah satu produk yang ditawakan oleh Bina Suhendra adalah produksi mie instant halal dan sarang walet halal yang memang banyak dikonsumsi oleh komunitas China. “Ini bisa dikembangkan pada wisata mengunjungi sarang wallet, produk jasa unik yang sekarang belum tersentuh,” tambahnya.

Dikatakan oleh Salahuding bahwa komunitas muslim di Taiwan juga membutuhkan TKW yang sekaligus bisa mengajari anak-anak mereka untuk mengaji selain mengerjakan tugas-tugas rumah tangga.

Ketua PBNU Ir. Mustofa Zuhad Mughni mengungkapkan kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasi seperti ini bukanlah persoalan yang sulit. TKW yang datang dari kantong-kantong NU pasti bisa mengaji. Mereka sejak kecil sudah belajar mengaji dan tentunya bisa mengajar kepada yang lainnya.

Banyaknya tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan juga membawa tradisi muslim yang mereka anut. Mereka sering mengundang dai dari Indonesia untuk memberikan ceramah pada waktu-waktu tertentu. “Jamaahnya bisa mencapai 15.000 orang,” tutur Salahuding.

Sebagai informasi tambahan, para TKW hanya diberi libur dan bisa keluar dari rumah sebulan sekali. Kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk bersilaturrahmi dengan sesama warga Indonesia, salah satunya dalam bentuk pengajian.

Untuk pengajian yang akan diselenggarakan pada 21 April dan 14 Oktober mendatang, Salahuding mengharapkan ada dai dari PBNU yang bersedia untuk berceramah. Tawaran tersebut selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh LDNU.

Hadir pula dalam pertemuan tersebut Direktur Promosi Domestik BKPM Yuliot, Wiliam dari PJTKI dan pengurus LDNU. (mkf)