Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) tampaknya juga prihatin atas kondisi alam yang seakan semakin tidak bersahabat. Hal itu ditandai dengan terjadinya berbagai bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang, kebakaran hutan, gelombang pasang tsunami, dan lain-lain. Tak hanya itu, korban yang diakibatkan pun tak sedikit.
Karena itu, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu akan menggelar halaqah untuk membahas, salah satunya adalah fenomena pemanasan global (global warming) yang merupakan satu di antara bagian dari sebab terjadinya berbagai bencana alam.
<>“Meningkatnya suhu permukaan bumi, di atas daratan, lautan atau kombinasi keduanya secara menyeluruh atau pemanasan global. Situasi ini ditandai dengan meningkatnya cuaca secara ekstrim seperti musim panas yang panjang dan pendeknya musim hujan,” terang Avianto Muhtadi, Project Manager Community Based Risk Disaster Risk Management(CBDRM) NU kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/7)
Kegiatan yang digagas CBDRM NU atau Tim Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat itu akan diselenggarakan di Hotel Gren Alia, Cikini, Jakarta, pada 23-25 Juli mendatang. Sejumlah pakar lingkungan hidup dan para ulama NU itu akan dilibatkan dalam pembahasannya.
Secara umum, kata Avianto, halaqah tersebut dilakukan untuk membuat konsep penanggulangan dan pengurangan risiko bencana alam ala NU. Pasalnya, ujarnya, selama ini penanggulangan bencana, apalagi di kalangan NU, lebih bersifat umum.
“CBDRM NU ingin mengembangkan konsep penanggulangan bencana berbasis masyarakat dalam perspektif NU. Nuansa NU dan Islam ingin ditonjolkan dalam upaya mencari bentuk khusus, sehingga berbeda dengan kelembagaan dan konsep bencana yang dilakukan organisasi lain,” terang Avianto.
Ia menambahkan, target khusus yang ingin dicapai melalui halaqah tersebut adalah terciptanya rumusan-rumusan tentang penanganan bencana dengan pendekatan Islam dan NU. Rumusan itu kemudian akan diwujudkan dalam sebuah buku panduan yang dapat dijadikan sandaran pengetahuan, pemahaman, dan konsep dasar operasional penanggulangan bencana yang akan dilakukan masyarakat NU.
Perspektif Islam dan NU, lanjutnya, adalah dengan menjadikan teks suci agama (nash) sebagai sandaran utama, sekaligus menjadi kekuatan tradisi NU dan khazanah lokal sebagai sandaran operasional. “Penanggulangan bencana dalam perspektif Islam dan NU, selama ini belum ada. Kalau pun ada hanya bersifat konsep dan belum operasional,” tandasnya. (rif)
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua