Warta

NU Japan Minta PBNU Berdayakan Nahdliyin yang Studi di Luar Negeri

Kamis, 29 Maret 2007 | 01:00 WIB

Beppu, NU Online
Menyusul kepulangan 7 kader Nahdlatul Ulama (NU) yang telah menyelesaikan studi program doktornya di Jepang, pengurus NU Japan meminta kepada Pengurus Besar NU agar bisa lebih memberdayakan kadernya, terutama yang studi di luar negeri. Dengan demikian, persoalan krisis sumber daya manusia yang dialami NU bisa teratasi.

“Potensi mereka (kader-kader NU yang belajar di luar negeri, Red) besar, faktanya tiap semester, tiap tahun selalu ada anak-anak nahdlyin yang lulus dari sekolah di luar negeri, seperti Jepang, Australia, Eropa, dan sebagainya. Ada baiknya juga kalau PBNU mengadakan inventarisasi sumber daya manusia tersebut,” ujar Ketua Tanfidziyah NU Japan Lukman Hakim kepada NU Online di Beppu, Jepang, Rabu (28/3)

<>

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 7 kader NU yang telah menyelesaikan program doktornya (strata 3) di Jepang, akhir bulan Maret ini akan pulang dan segera kembali berkiprah di Tanah Air. Para ilmuwan dan peneliti itu akan segera mengabdikan diri untuk NU, bangsa dan negara.

Lukman, demikian panggilan akrabnya, sangat menyayangkan jika kader-kader potensial tersebut tidak diberdayakan dengan baik untuk kepentingan kemajuan NU dan jam’iyahnya. Menurutnya, selama ini mereka telah menunjukkan komitmennya tanpa pamrih dan loyalitas yang tinggi pada NU.

Ia mencontohkan hal yang dilakukan Dr Agus Zainal Arifin yang juga mantan Rais Syuriah NU Japan periode 2006-2007. Doktor lulusan Universitas Hiroshima yang menemukan pendeteksi penyakit osteoporisis lewat foto rahang itu, dalam ceramah singkatnya di depan jamaah salat Jumat di kampusnya mengajak persatuan dan persaudaraan umat Islam semakin diperkuat serta melestarikan tradisi Ahlssunnah Wal Jamaah.

“Beliau (Dr Agus Zainal Arifin) berceramah di hadapan mahasiswa muslim dari berbagai bangsa dalam acara perpisahan dengan Komunitas Muslim di Saijou, lokasi Universitas Hiroshima,” ujar Lukman.

“Sayang kalau tidak dirumat dan diberdayakan. PBNU bisa menfasilitasi dan memperkenalkan mereka dengan LP Maarif NU, Lakpesdam NU, ISNU atau yang lainnya. Sehingga krisis SDM di NU bisa diatasi. Jangan sampai terulang lagi kasus sumber daya NU ‘dibajak’ orang lain, atau sumber daya NU menyeberang ke tempat lain” terang Lukman menambahkan.

Di NU Japan sendiri, menurut Lukman, juga akan dibuatkan pusat data yang berisi data kader-kader NU yang sedang maupun telah menyelesaikan studi di negeri Sakura itu. Bagaimanapun, katanya, pusat data itu juga akan berguna bagi penguatan kapasitas NU, baik sebagai organisasi maupun jam’iyah. (rif)