Para Peserta Presentasikan Agenda Kerja Pesantren
NU Online · Selasa, 13 Maret 2007 | 17:12 WIB
Leeds, NU Online
Setidaknya enam peserta yang mewakili sejumlah pondok pesantren di Indonesia sudah mempresentasikan agenda kerja pesantren berikutnya setelah menerima berbagai teori tentang masalah kepemimpinan dan manajemen pendidikan di Leeds University, Selasa (13/3).
Keenam peserta itu antara lain berasal dari Pesantren As’ad (Olak Kemang, Danau Teluk, Jambi), Pesantren Darunnajah (Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta), Pesantren Wahid Hasyim (Gaten, Sleman, Yogyakarta), Pesantren, Al-Mahbubiyah (Pasar Minggu, Jakarta), Pesantren Mahasiswa IAIN Sunan Ampel (Surabaya) dan seorang peserta yang mewakili LKKNU.
<>Selama presentasi, para peserta mengajukan berbagai tawaran agenda kerja yang nantinya akan dilakukan guna mengembangkan pesantren baik dari masalah kepemimpinan maupun manajemen pendidikan.
Salah satu peserta yang mewakili Pesantren As’ad, Abdul Qodir Jaelani, mengungkapkan, hal yang selama ini dibutuhkan di pesantrennya adalah perlunya pengembangan dan manajemen staff.
“Setelah mencermati masalah yang ada di Pesantren As’ad, ada persoalan yang perlu segera diselesaikan, yaitu soal manajemen staff. Untuk itu, kami akan segera melakukan pembenahan dengan mengadakan workshop tentang manajemen staff,” ungkap Qodir.
Hal senada juga diungkapkan Nana Rusydianah yang mewakili Pesantren Darunnajah. Menurutnya, sebagai pesantren induk pesantrennya juga “akan melakukan pembenahan di berbagai sektor terutama sumber daya manusianya.”
“Kami akan mengadakan training (pelatihan) dan workshop bagi para guru di Darunnajah,” ungkapnya. (dar)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua