Pesantren Asshiddiqiyah Siapkan Santri untuk Dakwah di Kawasan Perbatasan
NU Online Ā· Sabtu, 5 September 2009 | 13:36 WIB
Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, sedang mempersiapkan santrinya untuk mengisi sekaligus berdakwah di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia, terutama di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Ada 100 santri yang sedang dipersiapkan. Mereka adalah santri pilihan yang telah menempuh maāhad aly (pendidikan tinggi setingkat strata 1) di Pesantren pimpinan KH Nur Muhammad Iskandar SQ itu.<>
Ke-100 santri itu pun telah menjalani pelatihan singkat dalam acara bertajuk Pesantren Ramadhan Bela Negara di kompleks Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta, 3-5 September 2009.
Selain memiliki ilmu agama dan kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris, para santri itu dibekali sejumlah ilmu pengetahuan khusus. Di antaranya, pemahaman tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Ketahanan Nasional, simbol-simbol negara, psikologi massa, budaya, sosiologi, dan lain-lain.
Menurut M.H. Bahaudin, Wakil Sekretaris Pesantren Asshiddiqiyah, program tersebut dilakukan untuk mengatasi kerawanan di kawasan perbatasan, utamanya berkaitan dengan keutuhan wilayah NKRI.
āSebab, kami mendapat informasi bahwa beberapa patok di wilayah perbatasan itu sudah bergeser (berkurang) sedikitnya 3 kilometer. Selain itu, masyarakat yang berada di daerah perbatasan itu lebih ādekatā ke Malaysia daripada ke Indonesia. Ini jelas berbahaya bagi Indonesia,ā terang Bahaudin.
Ia menambahkan, program tersebut sedikit mengadaptasi konsep transmigrasi yang dijalankan pemerintah Orde Baru pada masa lampau.
āJadi, para santri itu nanti akan tinggal, kalau perlu selamanya, di kawasan perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Mereka akan bekerja sekaligus berdakwah di sana,ā ujar Bahaudin.
Namun demikian, program tersebut harus mendapat dukungan pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pertahanan dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. āKita (pesantren) hanya menyiapkan tenaganya. Selebihnya yang mengatur adalah pemerintah. Sebab, program ini tidak mungkin berjalan tanpa dukungan pemerintah,ā terang dia.
Karena itu, imbuhnya, pihak pesantren sangat berharap Presiden terpilih nanti dapat membentuk secara khusus Departemen Transmigrasi yang dapat memfasilitasi aktivitas dakwah para santri tersebut. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua