Warta NUKLIR IRAN

Sanksi Ketiga Iran Mulai Dibahas

Rabu, 23 Januari 2008 | 00:45 WIB

Berlin, NU Online
Lima negara anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Jerman menyatakan siap menyelesaikan perbedaan di antara mereka untuk menyepakati sanksi baru terhadap Iran.

Para menteri luar negeri dari enam negara itu bertemu di Berlin, Selasa (22/1), untuk membahas langkah-langkah meningkatkan tekanan terhadap Teheran. Mereka mendesak Iran untuk segera menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya.<>

Perundingan itu dilangsungkan pada pukul 16.30 waktu setempat (22.30 WIB). Namun sampai tadi malam, belum ada laporan mengenai hasil pertemuan Berlin tersebut.

Menjelang pertemuan di Berlin itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice mengatakan keenam negara itu masih memiliki beberapa cara untuk menyepakati resolusi sanksi ketiga PBB.

Negara-negara Barat bersengketa dengan Iran mengenai program nuklir Republik Islam itu sejak 2002. Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan dua resolusi sanksi, yakni pada Desember 2006 dan Maret 2007.

Kedua sanksi itu berkisar dari embargo keuangan, pembekuan aset, sampai embargo senjata. Namun Iran tetap melanjutkan program nuklirnya yang dianggap berbahaya oleh Barat. Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, mencurigai Teheran berusaha membuat bom atom melalui program nuklir tersebut.

Iran berkali-kali menegaskan program nuklirnya hanya untuk kepentingan damai, yakni memproduksi listrik. Karena itu, Teheran berpendapat program nuklirnya sah dan dapat dilanjutkan.

Buat Kemajuan

''Para utusan politik telah membuat kemajuan. Namun saya menyadari, masih ada beberapa perbedaan yang perlu diatasi,'' kata Rice.

Selama sebulan terakhir, Washington berkeras mengupayakan sanksi baru terhadap Iran. Amerika ingin resolusi sanksi itu antara lain melarang transaksi dengan bank-bank pemerintah Iran.

Namun Rusia dan China menentang usulan sanksi Washington. Mereka beralasan, intelijen Amerika telah mengakui bahwa Teheran sudah menghentikan program senjata nuklirnya sejak 2003.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier berharap, pertemuan Berlin itu menunjukkan keprihatinan mereka terhadap ambisi nuklir Iran. Namun dia tidak berani menjamin perundingan itu bakal sukses.

''Faktanya bahwa Rusia dan China telah memberi isyarat positif. Kendati demikian, saya tidak dapat menjanjikan bahwa pertemuan ini akan menghasilkan kesepakatan yang dapat digunakan di tingkat Dewan Keamanan PBB. Itu berarti, kami bisa saja menyepakati usulan naskah resolusi itu, tetapi saya tidak dapat memastikan isi sanksi baru tersebut,'' papar Steinmeier.

Reuters melaporkan, September lalu, para menteri luar negeri dari enam negara itu telah melakukan perundingan di New York.

Namun mereka tidak mencapai kesepakatan. Negosiasi-negosiasi selanjutnya juga tidak menunjukkan kemajuan. (dar)