Warta KONGRES ISNU

Tiga Tokoh NU Bekali Peserta Konggres ISNU I

Sabtu, 18 Februari 2012 | 08:03 WIB

Lamongan, NU Online
Konggres Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama (ISNU) Pertama, Sabtu (18/2) secara resmi dibuka Wakil Ketua Umum PBNU, H As’ad Said Ali. Konggres yang akan berlangsung hingga Ahad besuk itu dilaksanakan di kampus Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan.<>

Sesaat setelah dibuka, tiga tokoh NU langsung membekali peserta konggres. Masing-masing  H Mahfudz MD yang juga ketua Mahkamah Kontitusi (MK), H Muhammad Nuh yang juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ketua DPR RI, H Marzuki Ali. 

Ketiganya menggembleng kader-kader NU dalam seminar nasional yang dimoderatori H Kacung Marijan.

Dalam paparannya, Muh Nuh mengatakan, dalam sepanjang sejarah Indonesia, Allah belum pernah memberikan karunia kepada bangsa ini seperti karunia yang diberikan mulai tahun 2010. Khususnya, dalam hal usia demografi.  Mulai tahun 2010 hingga 2040, bangsa Indonesia dikarunia usia produktif cukup besar.

“Karunia ini harus kita syukuri, karena bangsa-bangsa lain banyak dikarunia penduduk usia tidak produktif. Dan, mereka kesulitan meningkatkan usia produktif penduduknya,” ujarnya.

Karena itu, pemerintah, termasuk ISNU didalamnya, punya tugas menyiapkan generasi muda berkualitas untuk menyongsong 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Potensi penduduk yang berkualitas tersebut harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Mereka harus pinter dalam segala dimensinya. Mereka juga harus sehat dalam segala dimensinya.

”ISNU punya tugas untuk meng-kapitallize potensi yang besar itu, khususnya hal-hal yang terkait dengan intellektualitas, skill dan moral,” tegasnya.

Jika tiga bidang tersebut digarap dengan sempurna, maka Indonesia akan menjadi negara besar. Tidak hanya besar di tingkat Asia, tetapi bisa menjadi negara besar di dunia.

Sementara itu, Muhafudz MD dan Marzuki Ali banyak berbicara terkait demokrasi dan praktik korupsi di Indonesia. Bagi Mahfudz, berpolitik merupakan keharusan. Namun, untuk berpolitik tidak harus lewat partai politik.

”Kita bisa berpolitik lewat gerakan-gerakan politik,” ujar Mahfudz.


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Sholihin Hasan