Caracas, NU Online
Presiden Venezuela Hugo Chaves menyatakan, negaranya akan berencana mengganti alat penukaran penjualan minyak dari mata uang dolar AS ke Euro. Pernyataan ini menyusul pemerintahan Iran yang juga mengumumkan akan mempertimbangkan Uero sebagai alat penjualan minyak negaranya.
"Ini merupakan usulan yang sangat menarik dari Presiden Iran," ungkap Chaves dalam kunjungannya di London belum lama ini. "Kami juga bebas memilih antara (mata uang) dolar dan euro. Saya kira Uni Eropa (UE) sudah memberikan kontribusinya dengan adanya Euro."
<>"Dalam hal ini, apa yang Presiden Iran katakan adalah indikasi adanya kekuatan Eropa, yang bersatu padu dan memiliki mata uang tunggal yang bersaing dengan dolar, dan Venezuela bisa memaklumi itu. karena itu kita bebas untuk menentukan pilihan," ungkap Chaves, yang negaranya baru saja mendapat embargo senjata AS.
Menurut keterangan BBC seperti dirilis situs berita elektronik Venezuela VHeadline.com melaporkan, pemerintahan Iran mendukung adanya "penukaran minyak yang hanya dijual dengan menggunakan (mata uang) Euro."
Presiden Chaves dalam pidatonya di London Senin lalu juga mengungkapkan kemungkinan melambungnya harga minyak dunia hingga mencapai 100 dolar per barel jika AS bersikeras ingin melancarkan serangan militer ke Iran.
Chaves yang memproklamirkan "runtuhnya kerajaan AS," mendukung sepenuhnya sikap Iran yang saat ini mengembangkan program pengayaan uraniumnya untuk tujuan damai. Pihaknya juga menentang keras pengenaan sanksi atau aksi militer kepada negara yang punya cadangan minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi itu. (dar)
Â
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua