Daerah

Nahdliyin Harus Jaga Akhlak di Tengah Darurat Corona

Kamis, 19 Maret 2020 | 14:00 WIB

Nahdliyin Harus Jaga Akhlak di Tengah Darurat Corona

Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh menyerukan agar Nahdliyin tetap berhusnudzon kepada Allah SWT di tengah darurat corona yang makin meluas ini.
 
"Husnudzon atau berbaik sangka kepada Allah SWT atas semua peristiwa di alam ini merupakan wujud periaku akhlak mulia yang harus selalu dijaga," kata Kiai Ubaid kepada NU Online di Semarang, Kamis (19/3).

Dikatakan, dalam menghadapi mewabahnya virus corona hendaknya Nahdliyin memandang bahwa corona adalah makhluk ciptaan Allah. Hadirnya di tengah-tengah kita juga atas kehendak Allah SWT.
 
Karena itu lanjutnya, dalam menghadapi wabah yang membahayakan ini perlu memperbanyak istighfar, shalawat nabi, minta perlindungan Allah SWT agar ujian ini bisa segera dihentikan.
 
"Warga NU juga harus melakukan berbagai ikhtiyar, mulai dari menerapkan pola  hidup sehat juga mengikuti arahan dari pemegang otoritas atau pemerintah dalam menghadapi ujian ini, jangan gelisah dan panik," ujarnya.
 
Sekretaris Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Jateng, dr Sutopo Patrio Jati mengatakan, otoritas bidang kesehatan telah menyampaikan beberapa langkah yang dapat dipedomani di tengah darurat corona ini.
 
"Mari kita hindari rasa sombong disaat berupaya menghindari wabah corona, saat kita berkumpul posisikan di antara kita berjarak sekitar satu meter," kata dokter Sutopo.
 
Menurutnya, Nahdliyyin paling sering dan paling banyak memiliki media  aktivitas kumpul-kumpul orang banyak, pedoman itu perlu dipegangi dan dijalani untuk memutus mata rantai corona.
 
Terkait dengan aktivitas pembelajaran dan pengajian di pesantren dan majelis taklim di lingkungan NU, Sutopo juga mengingatkan agar pososi jarak aman saat berada di majelis itu tetap diperhatikan dan dilaksanakan.
 
"Terutama di pesantren-pesantren, kami sarankan agar faktor kesehatan diperhatikan betul, terlebih di saat darurat corona ini," ujarnya.
 
Jika ada santri yang sakit, segera dikarantina di tempat khusus dan dikontrol betul perkembangan kesehatannya dengan melibatkan pihak-pihak yang memberi layananan kesehatan seperti klinik, puskesmas, dokter praktek atau rumah sakit.
"Jangan sampai terlambat penanganannya," tegasnya.
 
Disebutkan, yang tidak kalah penting lagi adalah tersedianya sabun dan air bersih di tempat-tempat strategis pesantren untuk aktivitas cuci tangan setiap akan dan selesai kegiatan serta ketika akan memasuki kawasan pesantren. 
 
"Kalau sudah tersedia jangan lupa bagaimana melakukan cuci tangan yang betul harus dilakukan, infotmasi ini bisa didapat di dunia maya dan tempat-tempat layanan kesehatan," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz