Internasional

Cara BMI Hong Kong Memaknai Hari Kartini

Kamis, 25 April 2019 | 11:15 WIB

Cara BMI Hong Kong Memaknai Hari Kartini

Pengajian Hari Kartini para BMI Hong Kong.

Hong Kong, NU Online
Pimpinan Cabang Istimewa Fatayat Nahdlatul Ulama Hong Kong menggelar Peringatan Hari Kartini di di North Point. Rangkaian acara berupa perlombaan dan sekaligus rutinan Majelis Taklim Al Hikmah Hong Kong, Ahad (21/4).

Kiai Khusnul Munif pada kesempatan tersebut mengatakan Fatayat NU bukan sakadar para wanita yang berperan dalam rumah tangga. "Lebih dari itu mereka memiliki potensi luar biasa dalam menanamkan nilai-nilai Ahlussunnah waljamaah, dan nilai-nilai kebangsaan sejak dini kepada anak-anak," kata Kiai Khusnul Munif. 

Sentuhan hati seorang ibu jauh lebih 'ampuh' untuk berselancar memasuki wilayah emosi hingga mampu menanamkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin bagi generasi penerus dalam lingkungan keluarganya.

"Inilah yang saya maksud Fatayat `Al Um Madrasatun Ula, artinya ibu, wanita yang menjadi madrasah pertama dan Utama," tegasnya.

Selain itu, sebagai organisasi perempuan di bawah naungan NU, Fatayat memiliki peran penting dalam menjaga NKRI. "Di mana, perempuan sebagai modal penting untuk mengembangkan agama dan organisasi dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa dan negara," imbuhnya.

Oleh karena itu, meski terbentang oleh jarak, ruang dan waktu apalagi dengan aktivitasnya yang begitu padat, perkembangan PCI Fatayat NU di Hongkong idealnya harus mendapat dukungan dari semua pihak.

"Ini adalah perjuangan, ini adalah ladang ibadah kita. Sudah saatnya kita saling bergandengan tangan dan menikmati perjuangan ini. Kita tebar Islam rahmatan lil alamin, yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Semangat," tegasnya.

Muhammad Ali Rohmad, selaku Pengurus PC GP Ansor Mojokerto sekaligus dosen UNIM Mojokerto yang sedang menempuh S3 di UIN Wali Songo Semarang menyampaikan materi Islam, Kartini, dan Eksistensi BMI sebagai Perempuan.

Menurutnya Raden Ayu Kartini adalah seorang putri bangsawan yang dilahirkan pada tanggal 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita.

"Emansipasi ala Kartini dan emansipasi menurut perspektif Islam sama-sama menghendaki kemuliaan derajat bagi kaum wanita. Yakni emansipasi yang memperjuangkan kesetaraan kedudukan dengan kaum pria tanpa melupakan kewajibannya," ujar Ali Rohmad. 

Seperti halnya yang para BMI lakukan saat ini, meskipun kerja di luar negeri membantu tugas suami mencari nafkah untuk keluarga, hendaklah tidak melupakan bahwa harus menghormati suami mereka.

Ia pun berharap Fatayat NU Hong Kong menjadi Kartin-Kartini yang tidak melupakan sejarah. "Dapat mendidik Kartini-Kartini masa depan yang memiliki masa depan cemerlang berbudi luhur dan mengangkat derajat keluarga, agama, dan bangsa," ucapnya.

Kegiatan tersebut sekaligus kerja sama antara PCI Fatayat NU Hong Kong dengan Majelis Ta'lim Al Hikmah, bertujuan untuk menjalin tali silaturahim dan pengenalan Fatayat NU kepada para BMI HK dan khususnya anggota MT Al Hikmah. (Ratih Dwi/Kendi Setiawan) 


Terkait