Internasional

PM Inggris dan Australia Desak Israel Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza

Sabtu, 26 Juli 2025 | 08:00 WIB

PM Inggris dan Australia Desak Israel Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza

Ilustrasi: bantuan dari NU Care-LAZISNU untuk anak-anak Palestina. (Foto: dok. NU Care-LAZISNU)

Jakarta, NU Online

Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mendesak Israel agar mengubah arah dan mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dengan segera. 


"Kita semua sepakat bahwa Israel perlu segera mengubah arah dan mengizinkan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk memasuki Gaza tanpa penundaan," ujarnya dalam pernyataan tertulis sebagaimana dikutip NU Online dari media pemerintah Inggris, Jumat (25/7/2025).


Starmer mengaku akan mengadakan panggilan darurat dengan mitra-mitra E3 (Jerman, Prancis, Inggris) dan menyusun semua langkah yang diperlukan untuk membangun perdamaian abadi.


"Kita akan membahas apa yang bisa kita lakukan segera untuk menghentikan pembunuhan dan menyediakan makanan yang sangat dibutuhkan warga," ungkap pria kelahiran London tersebut.


Sosok yang juga merupakan anggota parlemen Holborn dan St Pancras itu mengatakan bahwa penderitaan dan kelaparan yang melanda Gaza sudah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata juga tak tertahankan. Starmer menyebut situasi tersebut sebagai bencana kemanusiaan.


"Meskipun situasinya telah memburuk selama beberapa waktu, situasinya telah mencapai titik terendah dan terus memburuk. Kita sedang menyaksikan bencana kemanusiaan," ujarnya.


Starmer juga menyerukan gencatan senjata antara Israel Palestina agar segera diwujudkan sebagaimana upaya AS, Qatar dan Mesir. 


"Saya harus menegaskan kembali seruan saya kepada semua pihak untuk terlibat dengan itikad baik, dan dengan cepat, untuk segera mencapai gencatan senjata. Kami sangat mendukung upaya AS, Qatar, dan Mesir untuk mewujudkan hal ini." ujarnya.


Senada, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan bahwa situasi di Gaza telah melampaui ketakutan terburuk dunia. Konflik ini, kata Albanese, telah merenggut terlalu banyak nyawa tak berdosa. Sebab puluhan ribu warga sipil tewas dan anak-anak mengalami kelaparan. Sebagaimana Starmer, Albanese menyebutnya sebagai bencana kemanusiaan.


"Gaza sedang dilanda bencana kemanusiaan. Penolakan bantuan Israel dan pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak, yang berusaha mendapatkan air dan makanan tidak dapat dibenarkan atau diabaikan," ungkap Albanese sebagaimana dikutip NU Online dari akun instagramnya.


Tak lupa, mantan Pemimpin Oposisi itu juga menyerukan kepada Israel untuk segera mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan membatalkan pemindahan paksa penduduk Palestina.


"Ini termasuk memungkinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan LSM untuk melaksanakan pekerjaan penyelamatan nyawa dengan aman dan tanpa hambatan. Usulan apa pun untuk pemindahan paksa permanen penduduk Palestina harus dibatalkan," ungkap Pemimpin Partai Buruh tersebut.


Perdana Menteri Australia ke-31 tersebut menyatakan akan terus mendukung upaya internasional untuk memfasilitasi gencatan senjata.


"Kami terus mendukung semua upaya internasional untuk memfasilitasi gencatan senjata, mengakui bahwa gencatan senjata segera dan permanen memberikan harapan terbaik untuk membawa pulang para sandera dan meringankan penderitaan orang yang mereka cintai," ujarnya.


Terpisah, BBC melaporkan bahwa pada hari Senin, Inggris bergabung dengan 27 negara lain dalam mendesak Israel untuk segera mencabut pembatasan aliran bantuan, dengan menambahkan bahwa model pemberian bantuannya berbahaya dan merampas martabat manusia warga Gaza. 


Selain itu, hampir setiap hari ada laporan tentang warga Palestina yang terbunuh saat menunggu makanan sejak Israel mencabut sebagian blokade total selama 11 minggu terhadap pengiriman bantuan pada bulan Mei, menyusul gencatan senjata selama dua bulan.


Israel, bersama dengan AS, membantu membangun sistem bantuan baru yang kontroversial yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), tetapi kekurangan makanan dan obat-obatan semakin parah.


Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa seperempat penduduk Gaza menghadapi kondisi seperti kelaparan, menurut penilaiannya.


Sementara itu, Israel menuduh Hamas memicu konflik di dekat lokasi bantuan, dan mengatakan pasukannya hanya melepaskan tembakan peringatan dan tidak sengaja menembak warga sipil.