Inspiratif, Santri Pesantren Darul Amanah Kendal Ini Diterima di 14 Universitas Internasional
Jumat, 18 April 2025 | 11:00 WIB

Naufal Badi Alam bersama pengasuh pondok pesantren Darul Amanah Kendal, KH Mas'ud Abdul Qadir. (Foto: media pesantren)
Kendal, NU Online
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan zaman yang kian kompleks, hadir sosok inspiratif dari kalangan santri. Ia adalah Naufal Badi Alam, seorang alumni Pondok Pesantren Darul Amanah, Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, pada 2020.
Ia berhasil membuktikan bahwa pendidikan pesantren bukanlah hambatan, tetapi justru pijakan kokoh untuk melangkah ke kancah internasional.
Kisah hidup Naufal adalah potret perjuangan seorang santri yang menjadikan ilmu, kedisiplinan, dan nilai-nilai pesantren sebagai bekal utama untuk meraih mimpi besar. Tidak hanya mengharumkan nama pesantren, ia juga menjadi simbol harapan bagi ribuan santri di seluruh Indonesia bahwa santri bisa dan mampu bersaing di level global.
Perjalanan intelektual Naufal dimulai dari MTs Darul Amanah, sebuah lembaga pendidikan berbasis pesantren yang dikenal dengan sistem pembinaan disiplin yang kuat dan integratif antara ilmu agama dan ilmu umum.
Selama nyantri, ia menunjukkan prestasi yang konsisten. Hampir setiap semester, ia menempati peringkat teratas di kelasnya. Tak hanya unggul secara akademik, Naufal juga aktif dalam berbagai organisasi santri dan kegiatan keilmuan.
Keuletan, semangat belajar, serta akhlak yang terjaga menjadikannya salah satu santri yang diperhitungkan. Ia bahkan memperoleh penghargaan dari pimpinan pesantren, sebuah bentuk apresiasi tertinggi bagi santri yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak dan berkontribusi dalam kehidupan pesantren.
Menembus 14 universitas internasional
Setelah menyelesaikan masa belajar di pesantren, Naufal tidak berhenti. Ia melanjutkan perjuangan ke jenjang pendidikan tinggi dengan target yang tidak biasa, yakni kuliah di luar negeri. Dengan tekad bulat dan persiapan yang matang, ia mendaftarkan diri ke sejumlah perguruan tinggi internasional.
Usaha tersebut berbuah manis. Ia diterima di 14 universitas luar negeri yang tersebar di berbagai negara. Beberapa di antaranya merupakan kampus ternama dengan persaingan masuk yang sangat ketat.
“Setiap kampus memiliki sistem seleksi yang berbeda. Saya harus menyiapkan berbagai berkas, termasuk esai motivasi, nilai akademik, dan surat rekomendasi. Tidak mudah, tapi saya percaya bahwa doa dan disiplin ala pesantren punya kekuatan besar,” ujar Naufal, sebagaimana dikutip NU Online Jateng.
Dari banyak pilihan yang tersedia, Naufal menjatuhkan pilihan pada University of Mumbai India, salah satu kampus tertua dan terkemuka di Asia. Ia mengambil program studi Accounting and Finance dengan minor di bidang Economics.
Pilihan jurusan ini bukan tanpa alasan. Ia memiliki minat besar terhadap ekonomi global dan pengelolaan keuangan. Dengan bekal keilmuan tersebut, Naufal berharap kelak bisa berkontribusi di sektor ekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Baca kisah Naufal selengkapnya di sini.