Menag Dorong Kemajuan Pesantren Melalui Inovasi Teknologi dan Kesejahteraan Santri
NU Online · Rabu, 9 April 2025 | 18:00 WIB
Ujung Bone, NU Online
Dalam lawatannya ke Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, Sulawesi Selatan, Menag Nasaruddin Umar menekankan tiga aspek penting dalam memajukan pesantren yaitu kesejahteraan santri, inovasi dalam sistem pendidikan, dan penguatan peran pesantren dalam moderasi beragama.
Salah satu poin utama yang ditekankan Menag adalah pentingnya memperhatikan kesejahteraan santri. Menag meneladani wasiat orang tuanya untuk tidak pernah membatasi kebutuhan dasar santri, terutama makanan.
"Salah satu wasiat orang tua, jangan batasi makanan santri, saya tidak mau mereka merasakan keterbatasan seperti apa yang pernah dirasakan oleh anak-anak saya," ungkap Menag di Ujung Bone, Senin lalu dilansir laman resmi Kemenag.
Menag menuturkan, saat dahulu menempuh pendidikan di Pesantren, karena keterbatasan ekonomi dirinya kerap tidak dapat memenuhi kebutuhan makan. "Kita tidak ingin ini dialami lagi oleh para santri saat ini," ujar Menag.
Menag berkomitmen untuk memastikan para santri dapat fokus sepenuhnya pada proses belajar tanpa terbebani masalah pemenuhan kebutuhan pokok.
Selain fokus pada kesejahteraan, Menag juga mendorong pesantren untuk terus berinovasi dalam sistem pendidikan. Pondok Pesantren Al Ikhlas yang didirikannya menjadi contoh konkret dengan mengadopsi sistem dan metode internasional, termasuk pemanfaatan teknologi informasi (IT), dalam proses pembelajaran.
Langkah ini dipandang penting oleh Menag untuk membekali santri keterampilan yang relevan dengan perkembangan global, sehingga mereka mampu bersaing dan berkontribusi di kancah internasional.
Lebih lanjut, Menag secara khusus menyoroti peran strategis pesantren dalam menjaga nilai-nilai keindonesiaan dan mengawal moderasi beragama. Beliau memiliki tekad kuat pesantren-pesantren sebagai benteng yang kokoh dalam mempertahankan tradisi luhur bangsa dan menanamkan pemahaman agama yang inklusif dan toleran.
"Pesantren harus menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama di Indonesia. Kita tidak ingin ada pemahaman agama yang sempit dan eksklusif. Santri harus menjadi agen perdamaian dan persatuan," tegas Menag.
Pesan-pesan yang disampaikan Menag Nasaruddin Umar ini menegaskan arah kebijakan Kementerian Agama dalam memberdayakan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang komprehensif.
Fokus tidak hanya pada ilmu agama, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan, dan wawasan global santri, dengan landasan kesejahteraan yang terjamin.
"Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, agar para santri dan pesantren di Indonesia mampu menjadi motor penggerak kemajuan bangsa dan penjaga harmoni umat beragama," tandas Menag.Â
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua