Warta

NU Nihon, Empat Tahun Kenalkan NU di Jepang

Selasa, 23 Januari 2007 | 08:35 WIB

Oita, NU Online
Luar biasa. Barangkali kalimat itu cukup tepat untuk menggambarkan perjuangan kader-kader Nahdlatul Ulama (NU) di Jepang yang terhimpun dalam Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Nihon. Hanya dalam waktu tidak lebih dari empat tahun, nama NU sudah mulai dikenal oleh masyarakat di negeri Sakura tersebut.

Tak hanya itu. Gagasan Islam moderat yang diusung oleh organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini pun mulai mendapat perhatian di negara pimpinan Perdana Menteri Shinzo Abe tersebut. Islam moderat dinilai mampu menetralisir ekstrimitas—kanan dan kiri—pemikiran keagamaan, khususnya pemikiran Islam.

<>

“Di kampus kami (Ritsumeikan Asia Pacific University [APU], Oita: Red) sendiri, nama NU-Nihon sudah dikenal oleh beberapa professor. Tanggapan mereka sangat positif mengingat ciri khas NU yang moderat dan bersifat lokal (Indonesia),” terang Ketua Tanfidziyah PCINU Nihon Indra Pradana Singawinata kepada NU Online di Oita, Jepang, Selasa (23/1)

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Menurut Indra—demikian panggilan akrabnya, gagasan Islam moderat NU dinilai oleh masyarakat Jepang sebagai sebuah wacana baru di dalam Islam. Hal itu dapat menjadi potensi tersendiri bagi NU untuk dapat berinteraksi lebih luas dengan hampir semua elemen, baik di Tanah Air sendiri maupun di luar negeri.

Bagi warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU) di Tanah Air pun, keberadaan PCINU Nihon juga dirasakan. Sedikitnya hal itu tercermin pada upaya pendistribusian informasi beasiswa, Pelatihan CD Kitab Kuning, bantuan dana bagi korban bencana alam. “Sampai menjadi tempat bertanya, info center via email (surat elektronik) dari beberapa pesantren di Indonesia mengenai hidup di Jepang,” tandas Indra.

Namun demikian, ungkap Indra, bukan berarti pihaknya tak menemui hambatan sama sekali. Kaderisasi merupakan hal yang paling menjadi persoalan utama bagi PCINU Nihon. “Harus diakui, agak sulit dalam melakukan perekrutan anggota baru. Sebabnya berbagai faktor, salah satunya adalah kesibukan masing-masing individu dalam studi dan bekerja di Jepang,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Indra mengungkapkan, untuk memberikan energi baru dalam memperkenalkan sekaligus memperjuangkan moderasi Islam ala NU, awal Februari mendatang pihaknya akan melakukan pergantian kepengurusan. Karena, satu periode kepengurusannya akan segera berakhir.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Kira-kira, paling lambat sebelum tanggal 10 Februari insya Allah pergantian pengurus sudah harus dilaksanakan. Namun sebelumnya, dalam minggu-minggu ini, akan kita komunikasikan terlebih dahulu dengan Syuriah,” ujar Indra yang juga mahasiswa S-3 di Ritsumeikan APU, Oita.

Waktu tersebut dipilih, kata Indra, mengingat banyaknya warga NU-Nihon, khususnya di Oita yang akan pulang liburan (liburan musim dingin) pada minggu kedua Februari 2007. Selain itu, ada beberapa pengurus yang akan segera menyelesaikan masa studinya. (rif)