Daerah

Hadirnya Pergunu di Tagerang untuk Tangkal Radikalisme

Kamis, 25 Juli 2019 | 15:30 WIB

Hadirnya Pergunu di Tagerang untuk Tangkal Radikalisme

Pergunu Tangerang hadir di Matsama

Tangerang, NU Online
Masa Ta’aruf Madrasah di Kota Tangerang Banten tahun ini ada yang berbeda. Kemenag Kota Tangerang menggandeng Pusat Studi Pengembangan (PSP) Nusantara dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Tangerang yang berlangsung dari Senin (15/7) sampai Selasa (23/7) kemarin. 
 
Ketua Pergunu Kota Tangerang Soleh Hapudin menyebutkan, kerjasama ini akan terus dilakukan dan dievaluasi. Selain sebagai pengenalan Pergunu di Kota Tangerang. Kerjasama ini juga sebagai upaya untuk menyiarkan Aswaja an-Nahdliyah ke para siswa dan guru madrasah di Kota Tangerang.
 
“Pergunu termasuk Banom baru di Kota Tangerang. Maka perlu kita kenalkan ke sekolah-sekolah dengan kerjasa sama ini,” terang Hapudin kepada NU Online, Kamis (24/7). 
 
Pergunu Kota Tangerang berharap tidak ada lagi guru-guru yang mengajarkan pemahaman radikal kepada para siswanya. “Kita akan konsen pada pembinaan dan pemantauan guru-guru yang ada di Kota Tangerang,” terangnya. 
 
Salah satu keprihatinannya adalah banyak guru di Tangerang yang salah paham tentang Islam Nusantara. Itu dibuktikan dengan sebagian sekolah yang berpandangan negatif saat salah satu anggota Pergunu datang ke sekolah. 
 
“Isu Islam Nusantara masih sensitif di kalangan guru Kota Tangerang. Ada anggota kita yang hendak menjadi pemateri Matsama, sudah ditanya dulu, Bapak mau menjelaskan Islam Nusantara?” terangnya.
 
Ia melanjutkan, anggota kami diarahkan untuk tidak mengajarkan Islam Nusantara. Padahal, kita di sana hanya menjelaskan tema Islam dan Kebangsaan. Itu menunjukkan di kalangan guru Kota Tangerang masih belum paham tentang Islam Nusantara.
 
“Ini menjadi tugas kami untuk memberikan pemahaman yang tepat tentang Islam Nusantara,” tegas Hapudin.
 
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penma) Kota Tangerang Yana Karyana menerangkan, tahun ini ada kurang lebih 150 sekolah yang dikunjungi. Kegiatan tahun ini adalah kegiatan tahun kedua. Sebelumnya hanya sekitar 30-an sekolah. Karena mendapatkan respons bagus dari siswa dan dewan guru, maka program ini diperpanjang.
 
“Sekarang ini kegiatan tahun kedua. Sebelumnya, hanya 30-an sekolah yang dikunjungi. Semoga saja kegiatan ini terus berlangsung setiap tahunnya,” harap Karyana kepada NU Online. (Suhendra/Muiz)