Daerah

Pesantren Nurulhuda Adakan Kemah Santri

Selasa, 29 Oktober 2019 | 13:07 WIB

Pesantren Nurulhuda Adakan Kemah Santri

Para santri Pesantren Nurulhuda Garut (Foto: NU Online/Jayakrama)

Jakarta, NU Online 
Pesantren Nurulhuda Bojong, Cisurupan, Kabupaten garut mengadakan Nurulhuda camp for peace yang diikuti ratusan santri di Papandayan Leisure Park. Kegiatan tersebut berlangsung  28-29 Oktober. 

Menurut salah seorang ustadz pesantren tersebut Cecep Jayakrama, kegiatan tersebut dalam rangka rangkaian peringatan Hari Santri Nasional dan memperingati Sumpah Pemuda. 

“Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membawa para santri ke dalam suasana alam terbuka agar bisa bertadabbur alam dan sekaligus refreshing dari kejenuhan pembelajaran di pondok yang padat."

Pada kesempatan tersebut, putra Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Nuh Addawami ini mengajak para santri untuk senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang diterima.

Ia menambahkan, santri harus menjadi agen perdamaian, karena Islam adalah agama perdamaian. Juga, santri wajib melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan plastik, tidak buang sampah sembarangan dan menanam pohon.

“Santri NU harus memiliki semangat nasionalisme dan belajar dengan sungguh-sungguh, dan janganlah menikah di usia yang terlalu muda,” ungkapnya.  

Pada saat kemah, para santri diajak berdialog interaktif dengan lulusan pesantren tersebut yang kini telah menjadi kiai atau mubaligh, pengusaha muda, dan aktivis perempuan, di antaranya H Aceng Aliyudin. Ia sehari-hari mengelola pengajian di 26 majelis taklim di dua kecamatan di kota Bandung.
Kedua, Jalaluddin Assuyuthi, yang kini menjadi pengusaha di bidang penjualan online. Ketiga, Istiqhonita yang ini menjadi aktifis perempuan di Rahima Jakarta.

Pada kemah tersebut, para santri menyampaikan deklarasi, yang berisi kesetaraan manusia, Islam sebagai agama perdamaian, cinta tanah air. 

Di antara bunyi deklarasi tersebut adalah santri meyakini bahwa semua manusia di hadapan Sang Pencipta adalah setara. Karena itu, santri menolak segala bentuk diskriminasi, rasisme dan hal-lain yang mencederai nilai- nilai kemanusiaan

Santri meyakini bahwa Islam adalah agama perdamaian yang senantiasa mengajarkan kepada umat manusia untuk saling mencintai mengasihi dan menyayangi. Maka kami menolak segala bentuk terorisme dan radikalisme serta intoleransi atas nama apa pun.

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad