Daerah

Rp80 Juta Dihasilkan dari Panen Perdana Usaha Ayam Broiler Pesantren Darul Ulum Tanggamus

Rabu, 4 Januari 2023 | 08:30 WIB

Rp80 Juta Dihasilkan dari Panen Perdana Usaha Ayam Broiler Pesantren Darul Ulum Tanggamus

Panen perdana budi daya ayam broiler di Pesantren Darul Ulum Gunung Batu, Margoyoso Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung Selasa (3/1/2023) di Desa Argopeni. (Foto: NU Online/M Faizin)

Tanggamus, NU Online
Pesantren Darul Ulum Gunung Batu, Margoyoso Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung sukses mengembangkan budi daya ayam broiler menggunakan metode closed house. Kesuksesan ini ditandai dengan panen perdana yang dilaksanakan pada Selasa (3/1/2023) di kandang budi daya yang berada di Desa Argopeni.


Metode closed house adalah budi daya ayam broiler dengan penanganan khusus dalam sebuah ruangan yang menjadikan pertumbuhan ayam dari awal pemeliharaan hingga panen hanya membutuhkan waktu 25-30 hari. Dalam jangka waktu itu, ayam siap dipanen dengan berat 1,5 kilogram per ekor.


Dengan metode closed house ini, Pesantren Darul Ulum berhasil membudidayakan ayam broiler sebanyak 16 ribu ekor pada panen perdana. Estimasi hasil yang didapat dari setiap ekornya adalah 5 ribu rupiah dengan nilai uang mencapai sekitar Rp80 juta.


Pengasuh Pesantren Darul Ulum KH Ahmad Fadholi mengatakan bahwa program yang melibatkan beberapa lembaga ini merupakan upaya menjadikan kemadirian pesantren semakin kuat. 


"Terima kasih kepada semua pihak yang telah melakukan kerja sama dan pendampingan sehingga panen perdana bisa dilakukan pada kali ini dengan baik," katanya dalam panen perdana yang dihadiri Kepala Kantor Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung Puji Raharjo, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiono dan sejumlah pihak terkait, Selasa (3/1/2023).


Sementara Dr Kusuma Adianto, Tim Ahli yang menjadi pendamping dari Universitas Lampung mengatakan bahwa budi daya ayam broiler menggunakan metode closed house menggunakan manajemen khusus dengan pemberian pakan yang baik sehingga target panen bisa tercapai.


Ayam yang dipelihara tidak diberi hormon namun melalui rekayasa genetika sehingga bisa tumbuh dengan cepat. "Ayam jenis ini tidak sama dengan ayam kampung. Tidak bisa diumbar (lepas bebas)," ungkapnya.


Panen perdana yang dilakukan pada hari ke-25 ini, jelasnya menjadi tahap awal untuk mengurangi kepadatan kandang. Panen ini akan terus berlangsung sampai dengan hari ke-30 sehingga semua ayam bisa dipanen.


Ia mengungkapkan bahwa budidaya ayam ini menjadi salah satu yang paling aman dalam usaha peternakan selama sesuai dengan Standar Operasional Procedur (SOP) yang sesuai. 


Kakanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo mengatakan bahwa dari awal berdirinya, pesantren sudah terkenal dengan kemandiriannya. Dengan langkah usaha ini, kemandirian pesantren akan semakin lebih kuat.


Usaha ini, lanjutnya juga merupakan wujud kemandirian ekonomi pesantren sekaligus memberi bekal ilmu kewirausahaan bagi para santrinya. "Semoga panen perdana ini menjadi inisiatif besar bagi kemaslahatan pesantren," harapnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan