Muhammad Faizin
Kontributor
Mampu menjalankan ibadah haji merupakan impian setiap umat Islam. Berbagai upaya dilakukan umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah rukun Islam yang ke lima ini. Namun, bisa berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan haji merupakan sebuah misteri. Banyak yang banyak uang namun belum bisa berhaji dan sebaliknya yang hidup pas-pasan bisa berhaji berkali-kali.
“Haji menurutku nggak pakai nomor urut, Son. Tapi pake nomor cabut. Sebab ada yang nggak perlu ngantri bisa berangkat duluan,” kata Abdul kepada Soni.
“Haji apa itu, Dul?” tanya Soni.
“Haji Abidin alias Atas Biaya Dinas. Ini rezekinya para petugas haji,” jawab Abdul.
Abdul pun menjelaskan berbagai istilah haji yang banyak muncul di masyarakat. Di antaranya Haji Kosasih (Ongkosnya dikasih), Haji Gamal (Gantiin yang meninggal), Haji Dadang (Dananya dari utang), Haji Budi (Bawa uang dikit), Haji Mansur (Haji karena halamannya kena gusur), Haji Wahyu (Haji mergo sawahe payu), Haji Sokeh (Haji disokong wong akeh), Haji Somat (Haji disokong umat), Haji Hamim (Haji hanya mimpi), Haji Serfis (Haji karena sertifikasi) dan Haji Tamatu (Haji tangi mangan turu).
“Kamu jangan jadi Haji Tomat ya? Haji teko maksiate kumat,” kata Abdul.
“Terus aku kira-kira masuk haji apa, Dul?” tanya Soni.
“Kamu jadi Haji Abu Bakar. Haji atas budi baik saudagar,” jawab Abdul sambil ngloyor pergi. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
6
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
Terkini
Lihat Semua