Internasional

Didemo Berhari-hari, Presiden Irak Serukan Perombakan Kabinet

Rabu, 9 Oktober 2019 | 16:55 WIB

Didemo Berhari-hari, Presiden Irak Serukan Perombakan Kabinet

Presiden Irak Barham Salih menyerukan perombakan (reshuffle) kabinet untuk meningkatkan kinerja pemerintah. (Foto: AFP via Alarabiya)

Baghdad, NU Online
Presiden Irak Barham Salih menyerukan perombakan (reshuffle) kabinet untuk meningkatkan kinerja pemerintah. Imbauan tersebut disampaikan Salih setelah terjadi aksi protes antipemerintah selama berhari-hari di ibu kota Baghdad dan sejumlah kota di Irak lainnya.
 
Merujuk kantor berita pemerintah Irak, seperti diberitakan Alarabiya, Rabu (9/10), Salih menekankan, perombakan kabinet tersebut dimaksudkan untuk mengatasi segala persoalan yang mendera Irak dan yang menjadi tuntutan para pengunjuk rasa.
 
“Perlu adanya perombakan pejabat menteri yang mendasar demi meningkatkan kinerja pemerintah untuk mencapai lompatan kualitatif dalam tugasnya menyediakan layanan, mempekerjakan para pengangguran, dan mencapai keadilan sosial,” kata Salih.
 
Salah membuat pernyataan itu selama pertemuan dengan sejumlah tokoh suku dan pejabat tinggi Irak. Selain itu, dia juga menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak bagi warga negara yang dijamin, selama itu dilakukan dengan damai.
 
Sebelumnya, Salih juga mendesak agar segala bentuk kekerasan dalam aksi demonstrasi dihentikan. Ia mengusulkan agar dibentuk dialog nasional antar elemen bangsa Irak, tanpa adanya campur tangan asing.
 
“Tidak ada legitimasi untuk proses maupun sistem politik apa pun yang tidak bekerja demi mencapai tuntutan Anda,” ucapnya.
 
Sebagaimana diketahui, aksi demonstrasi antipemerintah Irak telah berlangsung sejak Selasa (1/10) pekan lalu. Aksi tersebut tidak hanya terjadi di ibu kota Baghdad, namun juga di beberapa kota lainnya seperti Nassiriya, Amara, Baquba, Hilla, Najaf, Basra, Samawa, Kirkuk, Tikrit, Sadr, dan lainnya.
 
Massa turun ke jalan memprotes tingginya korupsi, pengangguran, dan buruknya layanan publik di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Adel Abdel Mahdi. Selain menuntut PM Irak Adel Abdel Mahdi mengundurkan diri, massa juga menuntut perbaikan kehidupan dan mengakhiri praktik korupsi yang merajalela.
 
Hingga Ahad (6/10), setidaknya 104 orang meninggal dunia dan lebih dari 6.000 orang mengalami luka-luka dalam aksi demo yang terjadi beberapa hari terakhir di sejumlah kota di Irak tersebut. 
 
Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan