Ramai Kuliner Nasi Minyak, Kenali Dampak Kebanyakan Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Jenuh
NU Online · Jumat, 20 Januari 2023 | 20:30 WIB
Jakarta, NU Online
Kuliner 'nasi minyak' tengah viral dan menyedot atensi warganet di media sosial. Nasi minyak yang merupakan menu nasi bebek ini, menampilkan sajian bebek yang digoreng dengan minyak berlimpah.
Daging bebek pada seporsi menu yang dijual di Surabaya, Jawa Timur tersebut dibaluri dengan bumbu kuning, sebelum akhirnya digoreng dalam minyak panas. Tak lupa pula disajikan lengkap dengan lalapan dan sambal.
Sang penjual juga menyediakan “topping” tambahan yakni kol goreng yang lagi-lagi dimasukkan ke dalam minyak panas. “Banjir minyak” yang digunakan oleh sang penjual menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.
Ketika dihidangkan, menu tersebut tampak sangat sedap dan menggugah selera. Meski begitu, elemen minyak yang terlalu banyak digunakan dalam proses masak nasi bebek tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Hal ini karena minyak panas mengandung lemak jenuh yang tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar minyak tinggi dapat menimbulkan potensi terserang dislipidemia.
Melansir Healthline, dislipidemia merupakan kondisi di mana kadar lipid atau lemak dalam darah tidak normal (terlalu tinggi atau rendah). Kelainan jenis lemak yang terjadi dapat berupa kenaikan kadar kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), dan triglierida. Kenaikan kadar 3 jenis lemak tersebut menyebabkan kondisi yang dikenal dislipidemia.
Terdapat beberapa faktor pemicu dislipidemia meliputi, sering mengonsumsi makanan tinggi lemak trans dan lemak jenuh, merokok, minuman beralkohol, dan jarang berolahraga.
Dislipidemia kerap kali baru disadari ketika kondisi seseorang sudah parah. Padahal, dislipidemia bisa dideteksi melalui tes darah rutin.
Kondisi dislipidemia yang parah akan membawa masalah kesehatan seperti coronary artery disease (CAD) dan peripheral artery disease (PAD). Keduanya dapat mengarah pada komplikasi seperti serangan jantung dan stroke.
CAD dan PAD menimbulkan sejumlah gejala seperti nyeri kaki, nyeri dada, napas pendek dan tegang di dada, nyeri, tekanan pada leher, rahang, pundak dan punggung.
Selain itu, muncul juga gangguan pencernaan, gangguan tidur dan kelelahan sepanjang hari, sakit kepala, palpitasi jantung, keringat dingin, mual dan muntah, hingga bengkak di bagian kaki, telapak kaki, perut, serta pembuluh leher.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
6
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
Terkini
Lihat Semua