Nasional

3 Rekomendasi Halaqah Ulama Nasional RMI PBNU

Jumat, 14 Juli 2023 | 09:00 WIB

3 Rekomendasi Halaqah Ulama Nasional RMI PBNU

Ketua RMI PBNU KH Hodri Arif dan Sekretaris RMI PBNU Nyai Hj Hindun Anisah. (Foto: RMI PBNU)

Lamongan, NU Online

Halaqah Ulama Nasional Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) 2023 menghasilkan tiga rekomendasi. Hal ini sebagai upaya untuk menentukan peta jalan dalam menyambut peradaban baru yang adil, harmonis serta penghargaan kesetaraan martabat manusia.


Tiga rekomendasi yang dihasilkan dari peretemuan para ulama se-Indonesia itu adalah, (1) Rekontekstulisasi, (2) Rekognisi, dan (3) Penguatan Pesantren. "Alhamdulillah melalui proses pembahasan melalui sidang komisi, akhirnya kita mampu menghasilkan tiga rekomendasi dalam Halaqah Ulama Nasional oleh RMI," kata Ketua RMI PBNU KH Hodri Arif di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Kamis (13/7/2023).


Kiai Hodri menjabarkan bahwa rekontekstualisasi kitab kuning agar bisa menyelesaikan, atau menjawab masalah-masalah yang dihadapi umat dewasa ini. "Pada proses sidang, kita semua juga tetap berpijak pada pemikiran para ulama yang diwarisi dari tahun-tahun yang lalu, lebih dari 700 tahun yang lalu, yang semangatnya tetap relevan hingga saat ini," tuturnya.


Selain itu, katanya, pihaknya juga menekankan bagaimana solusi dari sebuah problem yang tetap didasarkan pada pemikiran ulama yang sudah teruji pada tahun lalu. 


Kedua, RMI PBNU merekomendasikan agar pemerintah atau negara dapat memperkuat rekognisi pesantren, santri, dan lulusan pondok pesantren. Pihaknya menghasilkan beberapa rekomendasi agar para santri juga memiliki peluang yang sama dengan pendidikan di luar pesantren. Mereka bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di negara ini, baik dalam sektor-sektor pemerintahan, birokrasi, maupun teknokrasi.


"Untuk rekognisi ini, kita memberikan rekomendasi kepada negara melalui Kemenag dan Kemendikbud agar lulusan pesantren mendapatkan fasilitas yang sama, tidak berdasarkan dari mana asal mereka, tapi lebih pada kemampuan yang dimiliki para santri," harapnya.


Ketiga adalah soal pendidikan islam, khususnya antar pesantren yang terhimpun dalam RMI PBNU. Pihaknya berharap bahwa di lingkungan PBNU mendukung secara lebih maksimal agar pesantren bisa berkembang dan ada jalinan kerjasama antarpesantren. 


"Pesantren harus kita dorong untuk terus berkembang, dan ada jalinan kerjasama antar pesantren untuk menguatkan fungsi pesantren, agar para santri bisa hikmah lebih sempurna untuk bangsa dan negara," terangnya 


Pada revitalisasi dan rekontekstulisasi kitab kuning, dalam penjelasanya, RMI PBNU mendorong pesantren untuk mengembangkan metode pembelajaran dan pembacaanya. Hal tersebut supaya para santri mampu atau lebih mumpuni dalam memahami, mengerti tentang kitab kuning  dan sesuai dengan konteks saat ini. 


Sebagai informasi, Halaqah Ulama Nasional Tahun 2023 ini diikuti sekitar 500 ulama NU se -Indonesia. Acara yang diinisiasi oleh RMI PBNU yang dikemas dalam Halaqah Ulama Nasional dengan tema "Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning" yang ditutup dengan Tahlil, Ziarah ke Makam Sunan Drajat dan Maulana Ishaq. 


Dalam halaqah ini terdapat tiga komisi yang menggodok segala problem kebangsaan, yakni Komisi 1 fokus membahas tentang Kitab Kuning dan Tantangan Peradaban Baru, Komisi 2 membahas Penguatan Peran dan Fungsi Pesantren, dan Komisi 3 membahas penghargaan atas kesetaraan dan martabat manusia berdasarkan khazanah Pondok Pesantren. 


Sementara itu, Ketua RMI PCNU Lamongan H Abdulloh Adib Haad mengungkapkan rasa syukurnya atas Lamongan yang ditunjuk sebagai tuan rumah Halaqah Ulama Nasional Tahun 2023 yang dipusatkan di Sunan Drajat. 


"Alhamdulillah semua banom NU Lamongan dan Babat terlibat dalam halaqah ini. Kita semuanya bareng dalam kepanitiaan lokal, bersama panitia nasional. Ponpes Al Fathimiyah menjadi salah satu Home Base untuk Para Bu Nyai," ujar Gus Adib, sapaan akrabnya, 


Gus Adib berharap, dengan adanya Halaqah Ulama ini nantinya memberikan dampak yang positif untuk negara, bangsa dan dunia. "Semoga apa yang kita laksanakan selama tiga hari dalam Halaqah,yang menelurkan rekomendasi - rekomendasi memberikan kemaslahatan bagi, bangsa dan negara," harapnya.