Nasional POP FATAYAT NU 2019

Fatayat NU dan Wanita Budha di Pertandingan Gobaksodor

Jumat, 27 September 2019 | 11:30 WIB

Fatayat NU dan Wanita Budha di Pertandingan Gobaksodor

Pertandingan hadang Fatayat NU Pesawaran dan Wanita Permata Budha di POP, Jumat (27/9) (Foto: NU Online/Firoh)

Bandarlampung, NU Online
Gelaran Pekan Olahraga Perempuan (POP) 2019 PP Fatayat NU yang mengambil tema Sport for Peace: Ruang Perjumpaan Perempuan untuk Perdamaian mempertemukan perempuan dari ragam latar belakang daerah, suku, bahkan agama. 
 
Jumat (27/9) siang ini di lapangan salah satu cabang olahraga yg dipertandingkan yaitu gobaksodor, tampak kedua tim berbaris berhadapan dan saling bersalaman. Tidak lama setelah itu, pertandingan pun dimulai, kedua tim berkompetisi sengit untuk menjadi pemenang. Walaupun demikian seringkali tampak canda tawa diantara kedua regu, menertawakan kesalahan dan kekonyolan masing-masing.  

Cabang olahraga yang juga disebut hadang ini, diperlombakan di POP Fatayat NU 2019 di Lampung ini diikuti oleh 20 tim masing-masing dari organisasi perempuan yang berbeda. Di antaranya di lapangan I tim PC Fatayat NU Pesawaran bertanding dengan tim Wanita Permata Budha.
 
"Saya gak penting menang atau kalah, yang penting hadir di sini bertemu dengan banyak teman baru, saya sudah bahagia," ungkap Tanti Wiana, kapten tim hadang Wanita Permata Budha. 
 
"Saya belajar dari pertandingan ini, ketegangan hanya berlangsung di lapangan. Ketika sudah usai kami semua saling bersalaman dan berpelukan layaknya saudara," lanjut Tanti usai menyemangati timnya yang kalah bertanding. 

Pertandingan hadang yang dipimpin tim wasit dan juri dari Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) Pusat cukup meriah disaksikan oleh masing-masing supporter yang berlaga. 
 
"Tidak menyangka kami bertemu lebih dekat dengan orang Budha, sebelumnya hanya tahu saja. Tapi di POP ini saya bertemu bertukar nomor HP, dan ngobrol banyak," ungkap Musinah kapten tim hadang PC Fatayat NU Pesawaran. 
 
Musinah berharap kegiatan semacam ini akan semakin banyak, kegiatan yang mampu mempertemukan perempuan-perempuan dari latar belakang yang berbeda. 
 
"Kami senang mbak punya teman baru dari daerah yang berbeda, agama dan organisasi yang berbeda, semoga kami terus bisa menjaga silaturahim ini," tutupnya.
 
Kontributor: Firoh
Editor: Kendi Setiawan