Nasional ISLAM NUSANTARA

Grand Syekh Al-Azhar Cerita Perempuan Masuk Neraka Karena Kucing

Jumat, 29 Mei 2015 | 08:01 WIB

Jakarta, NU Online
Duta Grand Syekh Al-Azhar Mesir Prof DR Abdul Mun’im Fuad mengingatkan kembali rahmatan lil alamin sebagai ajaran utama dalam Islam. Dalam kunjungan rombongan Al-Azhar ini, Mun’im Fuad membawa hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan kisah seorang perempuan yang dimasukkan ke dalam neraka hanya karena menganiaya seekor kucing.
<>
Dakhalatim ro’atun naro fi hirroh (seorang wanita masuk neraka karena menyiksa kucing). Sementara seorang lelaki diperkenankan masuk surga hanya karena memberikan minum seekor anjing haus. Inilah ajaran rahmatan lil alamin yang dibawakan Rasulullah SAW,” kata Mun’im Fuad dalam bahasa Arab di hadapan pengurus harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Jakarta, Rabu (27/5) sore.

Mun’im mempertanyakan aktivitas kekerasan dan teror sejumlah kelompok atas nama Islam. “Kalau kekerasan sebagai ajaran Islam itu hanya klaim mereka. Adapun budaya kita ialah budaya Rasulullah SAW,” kata Mun’im Fuad yang menyebut kedatangan rombongannya sebagai dukungan terhadap gerakan Islam Nusantara yang dikembangkan NU.

Grand Syekh Al-Azhar, kata Mun’im Fuad, menyatakan sepakat dengan gerakan tasamuh NU. Al-Azhar mengecam keras aktivitas kekerasan atas nama apapun dalam konteks ini kekerasan atas nama agama.

“Padahal al-muslim man salimal muslimun min lisanihi wa yadih (Yang disebut orang Islam itu ialah orang yang menjaga tangan dan perkataannya agar tidak menyakiti orang lain),” jelas Mun’im mengutip hadits Rasulullah SAW.

Begitulah cara berpikir Al-Azhar dalam beragama. Paham seperti ini mirip betul dengan paham Aswaja NU. Mun’im Fuad lalu menutup pertemuan 10 menit dengan pengurus harian PBNU dengan mengutip ayat Quran, “Wa in ahadun minal musyrikinastajaroka fa ajirhu (jika ada seorang musyrik meminta perlindungan kepadamu, maka berilah perlindungan).”

Menyambung Mun’im, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, “Begitulah Islam. Agama ini sangat mengedepankan kasih sayang. Kalau menganiaya binatang saja sanksinya berat, apalagi menganiaya anak Adam.” (Alhafiz K)