Gus Baha Tak Berkenan Berada di Podium atau Kursi saat Ngaji, Ini Alasannya
NU Online · Jumat, 8 September 2023 | 18:45 WIB
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jakarta, NU Online
KH Bahauddin Nur Salim alias Gus Baha masih digandrungi banyak kalangan sampai saat ini. Ceramah ulama Nahdlatul Ulama (NU) asal Rembang, Jawa Tengah ini telah memberi warna tersendiri. Di samping cara materi yang disampaikan selalu renyah, mudah dipahami, juga penampilannya yang khas, sederhana. Selalu terlihat mengenakan baju putih, sarung, dan kopiah yang kadang terpasang miring.
Bila sedikit jeli, Gus Baha tidak pernah tampak berada di podium saat mengisi pengajian. Jangankan di podium, berada di atas kursi pun adalah pemandangan yang cukup langka. Hal ini dapat ditelusuri video-video Gus Baha yang berhasil diabadikan di sosial media.
Gus Baha memang tidak berkenan duduk di kursi saat mengisi pengajian, meski terdapat kondisi yang kadang ia sulit menolaknya, 'memaksa' harus berada di atas kursi, lebih tinggi dari jamaahnya. Gus Baha mengaku hal itu memang permintaannya saat diundang orang-orang untuk mengisi majelis ilmu.
"Betul ini, saya tidak sombong. Kenapa saya kalau ngaji tidak suka ada podium atau kursi?" ujarnya sembari bertanya, sebagaimana dalam tayangan video Santri Gayeng diakses NU Online, Jumat (8/9/2023).
Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan bahwa, dirinya ingin sejajar dengan jamaah atau pendengar yang hendak menggali ilmu Allah darinya. Pasalnya, mereka adalah umat Nabi Muhammad, satu status yang sama dengannya.Â
"Saya sampaikan kepada pengeran, paling tidak Allah tahu hati saya jika saya ingin sejajar dengan umat Nabi Muhammad," jelas Gus Baha.
Gus Baha tidak melarang kiai atau ulama duduk lebih tinggi dari jamaahnya. Bahkan menurutnya hal itu adalah salah satu ciri khas ulama. Pernyataan ini kerap disampaikan Gus Baha kepada orang-orang yang bertanya terkait pilihannya yang tidak berkenan duduk di atas kursi dan di podium saat diundang menyampaikan ilmu.
"Ya saya senang ketika ada kiai yang di atas, karena itu adalah ciri khas ulama yang ada di atas kursi. Tapi (untuk) saya sendiri "pengeran, yang mengaji ke saya itu umatnya Nabi Muhammad. Satu kelas saja. Mereka sanadnya sampai ke Nabi, saya juga, itu kan satu kelas"," ujarnya.
Sikap ini selalu ditanamkan Gus Baha sebagai pengingat pribadinya. Ia tidak harus berada di posisi lebih tinggi dengan memilih duduk di kursi saat berada di hadapan umat Nabi Muhammad yang sudah berusaha menimba ilmu. "Sebagai pengingat bahwa kami ini sederajat, maka saya tidak perlu duduk lebih tinggi dari mereka," terangnya.
Dengan alasan tersebut, pihak yang mengundang Gus Baha akhirnya memahami saat dirinya meminta tak perlu memakai kursi atau podium di lokasi pengajian.
"Itu rata-rata kiai yang mengundang saya kalau dinasihati patuh, nanti tidak usah pakai podium. Ya gus, yang penting njenengan hadir," ucapnya.
Â
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua