Nasional

Harapan Ketua PBNU pada Perkembangan Pesat Pesantren di Lampung

Jumat, 24 Mei 2024 | 06:00 WIB

Harapan Ketua PBNU pada Perkembangan Pesat Pesantren di Lampung

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof Moh Mukri (Foto: M Faizin)

Pringsewu, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof Moh Mukri menilai perkembangan pesantren di Provinsi Lampung sangat pesat. Menurutnya Lampung menjadi provinsi di luar Pulau Jawa yang memiliki pesantren terbanyak dengan berbagai macam ragam spesifikasi keilmuannya. Tren positif ini harus diimbangi dengan peningkatan mutu atau kualitas sehingga mampu mencetak para santri yang unggul.

 

Di antara upaya penguatan kualitas menurutnya adalah memastikan kurikulum yang digunakan dan diajarkan kepada para santri selaras dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang menjadi paham mayoritas di Indonesia. Penguatan ini penting karena dengan kitab-kitab yang diajarkan selaras dengan keberagamaan di Indonesia, maka nasionalisme para santri juga bisa bertambah kuat.

 

Seiring dengan perkembangan zaman, Prof Mukri berharap pesantren melakukan adaptasi dengan perkembangan zaman di antaranya memastikan para santri setelah rampung belajar di pesantren memiliki ijazah. Ijazah yang dimaksud di sini adalah bukti telah menjalani pendidikan yang disertai legalitas dari ijazah tersebut.

 

“Pondok pesantren meskipun itu madrasah atau belajar kitab kuning, namun diusahakan (santri) memiliki ijazah formal,” harapnya saat hadir pada Akhirussanah sekaligus Haul KH Abdullah Sayuti di Pesantren Nurul Huda Pringsewu, Rabu (22/5/2024) malam.

 

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pesantren adalah mengikuti program Muadalah yakni pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin secara berjenjang dan terstruktur.

 

Status Muadalah ini menurutnya setara dengan pendidikan formal lainnya karena walaupun pondok pesantren tersebut tidak mengikuti kurikulum Kemdikbud (SD, SMP, SMA) atau kurikulum Kemenag (MI, MTs, MA) akan tetapi lulusan pondok pesantren tersebut dapat diterima (diakui) di perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.


“Pendidikan Muadalah ini sama dengan pendidikan formal lainnya berdasarkan Undang-Undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren,” ungkapnya.

 

Sementara KH Hasan Kosasih dari Jakarta yang memberikan mauidzah hasanah, mendorong para santri untuk optimis dan percaya diri menjadi alumni pondok pesantren. Banyak ilmu dan hikmah yang didapat seseorang saat mengenyam pendidikan tertua di Nusantara ini.


Ia menegaskan bahwa santri yang berkualitas dalam keilmuannya akan menjadi ‘idaman’ masyarakat dan akan menjadi rujukan dan carian dalam belajar ilmu agama. Hal ini sesuai dengan janji Allah bahwa siapa pun yang memiliki ilmu akan diangkat derajatnya di sisi Allah swt.

Foto: Aziz Gagap, Memet dan KH Hasan Kosasih dalam satu panggung

Acara tersebut juga dihadiri oleh dua orang artis ibukota Jakarta yakni Aziz Gagap dan Memet yang merupakan personel Srimulat. Kedua artis tersebut bersama Kiai Hasan berkolaborasi memberikan hiburan sekaligus motivasi agar para santri terus belajar dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan sukses.

 

Hadir pada acara tersebut, Katib Syuriyah PWNU Lampung KH Ahmad Mashum Abror, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu KH taufik Qurrohim, dan sejumlah pengasuh pesantren di Pringsewu yang berada dalam Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Pringsewu.