Nasional

Komnas Perempuan: Islam Nusantara Beri Ruang Kesetaraan Gender

Senin, 19 Agustus 2019 | 10:15 WIB

Komnas Perempuan: Islam Nusantara Beri Ruang Kesetaraan Gender

Komisioner Komnas Perempuan, Riri Khariroh (kanan)

Jakarta, NU Online
Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Riri Khariroh menyatakan bahwa Islam Nusantara telah memberikan ruang bagi perempuan untuk ikut serta dalam berbagai peran di masyarakat, termasuk menjadi pemimpin.
 
"Islam Nusantara itu memberi ruang yang cukup luas bagi perempuan dan juga laki-laki untuk bersama-sama menuntut ilmu, mengembangkan diri, mengaji, dan menjadi pemimpin di masyarakat," katanya.
 
Hal itu disampaikan saat mengisi seminar yang diselenggarakan atas kerja sama Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama (Rabithah Ma'ahid Islamiyah) dan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (19/8).
 
Menurut Riri, Islam Nusantara memiliki karakter yang menjunjung tinggi kesetaraan, seperti menyetir mobil, memiliki hak politik, dan menempati posisi tertentu dalam pemerintahan. Hal itu berbeda dengan kondisi di negara-negara muslim di Timur Tengah yang masih memarjinalkan perempuan. 
 
Oleh karena itu, karakter Islam Nusantara yang telah berjalan dengan baik, seperti tasamuh, tawasut, dan tawazun harus menjadi pondasi bagi perempuan di lingkungan NU untuk terus berkontribusi bagi pembangunan agama dan negara. Bahkan, sambungnya, karakter ini harus ditularkan ke negara-negara lain.
 
"Ini hal-hal yang memang sangat penting untuk kita di Indonesia bahwa  Indonesia ke depan harus menjadi leader, pemimpin. Karakter Islam di Indonesia sangat cocok untuk kemudian ditularkan ke luar negeri," ucapnya.
 
Menurutnya, komitmen NU dalam memajukan hak-hak perempuan tidak hanya dilakukan secara struktural, tetapi juga dilakukan oleh Nahdliyin di ranah kultural. 
 
Ia mencontohkan bagaimana Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang diselenggarakan di Pesantren Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat pada 2017 mendapat apresiasi dari dunia. Pada forum itu, ulama perempuan merumuskan persoalan-persoalan keagamaan tentang isu anak, kerusakan lingkungan, dan kekerasan seksual.
 
"Ini mencengangkan publik internasional, sehingga Indonesia memang patut menjadi contoh (pelaksanaan Islam). KUPI saat ini betul-betul diapresiasi dunia," ucapnya. 
 
Acara seminar ini dihadiri Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama H Abdurrahman Mas'ud dan Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghafarrozin. (Husni Sahal/Muiz)