Jakarta, NU Online
Kongres II Ikatan Pencak Silat (IPS) Nahdlatul Ulama atau Pagar Nusa yang digelar 9-12 Juli 2012 di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Jatim, rencananya akan membahas pula aspek ketabiban. Aspek ini dinilai sangat penting sebagai akomodasi atas ragam potensi yang ada di tubuh NU.<>
“Di NU sejak dulu berkembang ketabiban yang menjadi aspek lain pola pengobatan supranatural. Pagar Nusa ingin mengakomodir itu semua,” kata Taufik, Ketua Pengurus Pusat Pagar Nusa, Selasa (3/7), di Kantornya.
Diakui, selama ini Pagar Nusa fokus pada urusan kependekaran sedangkan urusan ketabiban hanya menjadi bagian kecil saja. Munculnya wacana ketabiban di kongres ini diharapkan menambah khazanah ke-NU-an dan rekomendasi kebijakan publik bagi pemerintah.
Taufik menjelaskan, Pagar Nusa akan mengusulkan dibentuknya satu regulasi yang memuat pengakuan dan apresiasi terhadap cara-cara pengobatan alternatif. Sebab, kenyataan membuktikan, pola penyembuhan semacam ini telah banyak mendatangkan manfaat.
“Kami ingin Kementerian Kesehatan tidak hanya terpaku pada pengobatan yang medical oriented, tapi juga harus mengakomodasi cara penyembuhan supranatural,” imbuhnya.
Menurut Taufik, pihaknya telah mengundang sejumlah pakar terkait, antaralain Permadi, Ustad Danu, dan utusan Kementerian Kesehatan RI. Di hadapan ribuan peserta, mereka akan mendiskusikan perihal pengobatan modern ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Tamu lain yang dijadwalkan hadir, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menpora Andi Mallarangeng, Gubernur Jatim Soekarwo, dan Ketua IPS Prabowo Subianto.
Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis : Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua