Nasional

Pemerintah Perlu Telusuri Warga yang Ikut Dansa Bersama 2 WNI Positif Corona

Senin, 2 Maret 2020 | 13:25 WIB

Pemerintah Perlu Telusuri Warga yang Ikut Dansa Bersama 2 WNI Positif Corona

Ketua PBNU Bidang Kesehatan Syahrizal Syarif. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif meminta kepada pemerintah untuk segera menelusri dan menemukan warga yang ikut dansa bersama WNI positif corona.
 
Menurutnya, penelusuran ini penting dilakukan mengingat virus corona menyebar secara cepat. 
 
"Dari 2 kasus ini kita belajar bahwa kasus tidak ditemukan dari pintu masuk, seperti kantor kesehatan pelabuhan, atau dari ratusan kru yang kita karantina di Pulau Sebaru. Namun bermula dari aktifvitas sosial kelompok dansa yg beranggotakan multibangsa," kata dr Syahrizal Syarif, Senin (2/3). 
 
Ia menuturkan, tantangan menghadapi virus corona adalah  ketika tidak dilakukan penanganan kepada warga yang pernah berinteraksi dengan korban corona. Sebab persoalan itu dimungkinkan mempercepat penularan virus corona di masyarakat. 
 
"Di sinilah sebenarnya persoalan akan dimulai. Kecepatan covid-19 menular antarmanusia pada angka 2-3. Artinya, seorang yang terinfeksi dan bergejala mampu menularkan penyakitnya pada 2-3 orang lainnya. Sehingga, menjadi sangat penting dalam upaya mencegah penyebaran di masyarakat dengan menemukan semua mereka yang tertular, karena mereka adalah sumber penularan," tuturnya. 
 
Ia meminta agar seluruh warga yang anggota klub sosial dansa atau masyarakat yang hadir di kegiatan dansa pada 14 februari 2020 bersama 2 WNI yang dinyatakan positif corona segera ditemukan dan dilakukan penanganan. 
 
"Mereka ini dikategorikan sebagai kontak sosial yang harus diketahui saat ini status kesehatannya dalam rentang waktu 14-28 Februari 2020," ujarnya.
 
Selain warga yang berpotensi kuat menerima virus corona, kelompok kedua yang harus dilakukan penanganan adalah tenaga kesehatan. Hal itu karena tim medis tersebut sudah pasti melakukan kontak dengan pasien baik  setelah dinyatakan positif maupun belum. 
 
"Status kesehatan mereka saat ini harus diketahui dan mereka harus melakukan karantina diri 14 hari dengan tidak melakukan kontak dengan anggota keluarga lainnya," ungkapnya. 
 
Paling penting, 71 tenaga kesehatan yang saat ini diawasi juga dilakukan pemeriksaan lab agar secara cepat dapat ditangani. Bagi dia, persoalan itu juga jangan dianggap sepele oleh pemerintah, namun harus menjadi perhatian khusus. 
 
"Perlu tim khusus di tingkat pusat termasuk dukungan anggaran yang jelas untuk melakukan deteksi dini, serta bertujuan agar mempercepat penemuan tersangka di pintu masuk bandara, laut, dan perbatasan," imbuh Syahrizal. 
 
Selain itu perlu alat angkut ambulans yang memenuhi syarat alat angkut pasien terduga, surveilans aktif, penelusuran kontak. "Dan, bagi rumah sakit, perlu peningkatan kemampuan pengambilan dan pengiriman spesimen yang tepat," ujarnya. 
 
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Terawan menerangkan dua WNI yang tertular corona karena berdansa di sebuah klub. Karena itu dilakukan pengecekan di Klub Paloma dan Amigos.
 
"Jadi kenanya (Covid-19) karena dia guru dansa dan berdansa dengan teman dekatnya (warga negara Jepang)," kata Menkes Terawan.
 
Dua warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 tinggal di Depok, Jawa Barat. Dua warga yang dinyatakan positif terserang Covid-19 tersebut merupakan wanita dengan ibunya yang berturut-turut berusia 31 dan 64 tahun.
 
Menurut dia,  WNI yang positif Covid-19 itu tertular saat melakukan kontak dengan satu warga negara Jepang yang melakukan perjalanan ke Indonesia. Warga negara Jepang itu terdeteksi positif Covid-19 saat mendarat di Malaysia.
 
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan