Nasional

Rais Aam PBNU dan Mahmoud Al-Habbash Bahas Hubungan Spesial NU dengan Palestina

Kamis, 8 Agustus 2024 | 15:00 WIB

Rais Aam PBNU dan Mahmoud Al-Habbash Bahas Hubungan Spesial NU dengan Palestina

Pertemuan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Penasihat Presiden dan Menteri Kehakiman Palestina Mahmoud Al-Habbash di Gedung PBNU Lantai 4, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (8/8/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Rais A’am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar didampingi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan Menteri Kehakiman Otoritas Palestina untuk Urusan Agama, Mahmoud Al-Habbash, di ruang kerjanya di Gedung PBNU Lantai 4, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).


Usai pertemuan tertutup yang berlangsung selama satu jam, Syekh Al-Habbash bersama Dubes Palestina Zuhair Al Shun dan rombongan menikmati jamuan makan siang di lantai 4 Ruang Rais A'am PBNU. Kegiatan makan siang itu dilakukan bersama sejumlah pengurus PBNU.


Syekh Al-Habbash tampak mengenakan kemeja dilapisi jas hitam, sementara Rais A'am PBNU Kiai Miftachul Akhyar mengenakan jas abu-abu dan sarung batik. Ketua Umum PBNU Gus Yahya tampil santai dengan batik dan celana hitam.


Sejumlah pengurus PBNU turut mendampingi, antara lain Katib A'am PBNU Ahmad Said Asrori, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Ketua PBNU Ahmad Suaedy, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sidrotun Naim dan Ahmad Ginanjar Sya'ban.


Gus Ulil, sapaan akrab KH Ulil Abshar Abdalla, mengatakan dalam pertemuan itu, Mahmoud Al-Habbash menyoroti hubungan spesial antara NU dan Palestina. Sebab, Imam Syafi'i, yang menjadi panutan warga NU dalam bidang fiqih, lahir di Gaza.


Dalam pertemuan itu, Syekh Al-Habbash juga mengingatkan Ibnu Hajar Al-Asqolani, seorang Imam Besar dalam bidang Hadis, berasal dari Kota Asqolan di Palestina.


“Jadi Imamnya orang NU yaitu Imam Gaza, Imam Syafi'i dan itu yang disampaikan beliau tentang hubungan yang spesial dan juga ada seorang Imam Besar dalam bidang Hadis yaitu Ibnu Hajar Asqalani itu dari Kota Asqalani yang ada di Palestina juga,” kata Gus Ulil.


“Jadi hubungan penting seperti ini membuat NU, PBNU dan Palestina sangat spesial,” jelasnya.


Dalam pertemuan itu, Syekh Mahmoud Al-Habbash mengucapkan terima kasih kepada PBNU yang sudah mengundangnya sebagai perwakilan dari Otoritas Palestina. Terima kasih juga disampaikan atas posisi pemerintah Indonesia yang dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah mengenai Palestina. 


“Beliau (Mahmoud Al-Habbash) berharap pemerintahan Indonesia ke depan yang akan dipimpin presiden terpilih Prabowo Subianto tidak berubah posisinya terhadap Palestina,” jelasnya.