Nasional

Sebaran Pemilih untuk Bacawapres Tokoh NU Berdasarkan Etnik, Agama, dan Pendidikan

Senin, 17 Juli 2023 | 19:30 WIB

Sebaran Pemilih untuk Bacawapres Tokoh NU Berdasarkan Etnik, Agama, dan Pendidikan

Ilustrasi bendera raksasa NU. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Sejumlah nama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) masuk ke dalam jajaran bakal calon wakil presiden (bacawapres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Meski belum ada deklarasi secara resmi, tetapi beberapa lembaga telah merilis hasil survei terkait elektabilitas sejumlah nama yang memiliki peluang menjadi bacawapres, tak terkecuali bagi tokoh NU. 


Lembaga Survei Indonesia (LSI) misalnya, memuat nama tokoh NU yang disebut-sebut akan menjadi cawapres 2024. Di antara nama-nama tersebut adalah Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Abdul Muhaimin Iskandar, Prof KH Nasaruddin Umar, dan Yenny Wahid. 


Di dalam surveinya, LSI memuat data mengenai sebaran pemilih dalam Pemilu 2024 berdasarkan berbagai kategori. Di antara kategori yang dibuat LSI adalah etnik, agama, dan pendidikan. Masing-masing tokoh NU yang berpotensi menjadi cawapres itu memiliki basis pemilih yang berbeda. 


1. Erick Thohir

Sosok yang kini menjabat Menteri BUMN, merangkap Ketua PSSI ini memperoleh dukungan terbesar dari masyarakat beretnis Betawi (32,4 persen). Sedangkan dukungan terkecil berasal dari masyarakat Madura (3,0 persen). 


Masyarakat Jawa yang mendukung Erick sebesar 22,9 persen, Batak (20,2 persen), Melayu (19,6 persen), Bugis (18,7 persen), Sunda (17,4 persen), Minang (14,8 persen), dan etnik lainnya 12,4 persen. 


Sementara berdasarkan kategori agama, Erick Thohir mendapat dukungan dari 18,8 persen pemilih beragama Islam dan 16,1 persen Protestan/Katolik. Pemeluk agama di luar Islam dan Protestan/Katolik yang mendukung Erick Thohir sebesar 15,7 persen. 
 

Dari sisi pendidikan, pemilih yang menghendaki Erick Thohir menjadi cawapres terbesar berasal dari masyarakat dengan level pendidikan kuliah (22,3 persen), disusul lulusan SLTP (21,8 persen), SLTA (20,9 persen), dan SD (13,8 persen). 


2. Khofifah Indar Parawansa

Khofifah saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur merangkap Ketua Umum PP Muslimat NU dan Ketua PBNU. Dari segi etnis, pemilih yang paling banyak mendukung Khofifah menjadi cawapres berasal dari etnik Madura dengan 11,2 persen. Ia tak mendapat dukungan dari masyarakat beretnik Batak.  


Kemudian, Khofifah mendapat dukungan dari masyarakat beretnik Jawa sebesar 5,1 persen. Disusul Sunda (4,2 persen), Bugis (3,9 persen), Betawi (3,8 persen), Minang (3,6 persen), Melayu (0,4 persen), dan etnik-etnik lainnya sebesar 6,2 persen. 


Khofifah mendapat dukungan terbesar dari masyarakat beragama Protestan/Katolik dengan 7,4 persen dan Islam sebesar 4,9 persen. Pemeluk agama di luar Protestan/Katolik dan Islam yang mendukung Khofifah sebesar 2,1 persen.


Dari segi pendidikan, pemilih Khofifah paling banyak berasal dari kalangan masyarakat lulusan SLTP sebesar (10,8 persen). Kemudian pemilih berpendidikan tinggi atau kuliah sebesar 4,5 persen, SD (4 persen), SLTA (3,1 persen), dan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 5,7 persen. 


3. Abdul Muhaimin Iskandar 

Berdasarkan kategori etnik, Muhaimin paling banyak didukung oleh masyarakat beretnik Sunda dengan 3,3 persen. Ia tak mendapat dukungan dari masyarakat Betawi dan Minang. Sementara pemilih dari etnik Jawa sebesar 0,5 persen. 


Masyarakat dengan etnik Madura sebesar 2,1 persen memilih Muhaimin. Kemudian Melayu (2,0 persen), Batak 1,4 persen, Bugis 0,9 persen, dan masyarakat beretnik selain dari yang disebutkan sebesar 1,4 persen. 


Dari segi agama, pemilih Muhaimin berasal dari pemeluk agama Islam sebesar 1,5 persen dan tak ada satu persen pun pemilih Muhaimin berasal dari masyarakat yang menganut Protestan/Katolik. 


Dari segi pendidikan, pemilih Muhaimin berasal dari kalangan masyarakat lulusan SLTA (2,5 persen), pendidikan tinggi atau kuliah (0,8 persen), SD (0,8 persen), dan SLTP dengan 0,6 persen.


4. Nasaruddin Umar

Imam Masjid Istiqlal sekaligus Rais Syuriyah PBNU ini tak mendapatkan dukungan dari pemilih yang beretnik Batak, Madura, Betawi, dan Melayu. Ia memperoleh 4,6 persen pemilih beretnik Bugis, Minang (1,6 persen), Jawa (1,3 persen), Sunda (0,9 persen), dan masyarakat dengan etnik lainnya 2,3 persen. 


Lalu sebesar 1,6 persen pemilih beragama Islam mendukung Prof Nasaruddin Umar menjadi cawapres di 2024. Sementara pemilih yang memeluk Protestan/Katolik hanya 0,1 persen, serta pemilih beragama di luar Islam dan Protestan/Katolik sebesar 1,5 persen. 


Berdasar kategori pendidikan, pemilih Prof Nasaruddin Umar berlatar belakang pendidikan SLTA 2,1 persen, tetapi tak ada satu persen pun (0 persen) pemilih dengan latar pendidikan SLTP. Prof Nasar juga memperoleh dukungan dari masyarakat berpendidikan tinggi atau kuliah sebesar 1,7 persen dan SD 1,5 persen. 


5. Yenny Wahid

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) ini memiliki pemilih terbanyak dari masyarakat beretnik Madura (10,7 persen). Tetapi Yenny tak mendapat dukungan alias 0 persen dari masyarakat Batak, Betawi, dan Bugis. 


Masyarakat Minang yang memilih Yenny untuk menjadi cawapres sebesar 5,5 persen, Sunda (2,0 persen), Melayu (1,5 persen), dan Jawa (1,2 persen). Masyarakat pemilih Yenny dengan latar belakang etnik selain yang disebutkan di atas sebanyak 2,4.


Pemilih Yenny Wahid berasal dari kalangan masyarakat beragama Islam sebesar 2,2 persen dan Protestan/Katolik 0,2 persen. Di luar masyarakat yang menganut Islam dan Protestan/Katolik tak satu persen pun Yenny Wahid mendapat dukungan alias 0 persen. 


Dari latar belakang pendidikan, masyarakat dengan latar belakang SD paling banyak menjadi pemilih Yenny untuk menjadi cawapres yakni sebesar 3,2 persen. Kemudian masyarakat berlatar belakang pendidikan SLTP 1,8 persen, SLTA 1,0 persen, dan pendidikan tinggi atau kuliah 0,9 persen. 


Survei Indikator Politik 

Di survei Indikator Politik yang dilakukan pada 26-30 Mei 2023, nama dua tokoh NU masuk dalam 5 besar dari 18 nama bacawapres. Kedua tokoh NU itu adalah Erick Thohir dan Prof Mahfud MD.


Berdasarkan Etnik 

Erick Thohir memperoleh dukungan terbesar dari pemilih berlatar belakang etnik Betawi dengan 25,8 persen. Disusul oleh etnik Jawa (17,2) persen, Melayu (17,1 persen), Bugis (16,8 persen), Batak (15,8 persen), Sunda (12 persen), Madura (9,1 persen), Minang (6,7 persen), dan etnik-etnik lainnya sebesar 14,9 persen. 


Sementara Mahfud MD memiliki basis pemilih terbesar dari masyarakat beretnik Madura dengan 33,1 persen. Kemudian etnik Minang (29,2 persen), Betawi (21,2 persen), Jawa (16,3 persen), Batak (7,4 persen), Sunda (4,7 persen), Melayu (3,9 persen), Bugis (2,6 persen), dan masyarakat berlatar etnik lainnya sebesar 11,9 persen. 


Berdasarkan Agama 

Pemilih yang menghendaki Erick Thohir menjadi cawapres 2024 dari kalangan pemeluk agama Islam sebesar 15,8 persen. Sementara pemilih beragama Protestan/Katolik sebesar 12,4 persen dan 15,3 persen pemilih berlatar belakang agama selain Islam dan Protestan/Katolik. 


Sementara itu, pemeluk Islam yang menghendaki Prof Mahfud menjadi cawapres sebesar 13,8 persen dan Protestan/Katolik 9,9 persen. Kemudian 14,3 persen merupakan pemilih di luar Islam dan Protestan/Katolik. 


Berdasarkan Pendidikan

Erick Thohir paling banyak didukung oleh pemilih lulusan SLTA (19,2 persen), lalu pendidikan tinggi atau kuliah (16,9 persen), SLTP (15 persen), dan SD (11,9 persen). 


Sementara pemilih Prof Mahfud didominasi oleh masyarakat berlatar belakang pendidikan tinggi atau kuliah sebesar 18,6 persen, SLTA (14 persen), SD (13,1 persen), dan SLTP (9,3 persen). Ada juga responden yang tidak menjawab sebesar 7,7 persen.