Warta

2008, Digelar ICIS III, Munas Alim Ulama dan Konbes NU

Rabu, 7 November 2007 | 03:16 WIB

Jakarta, NU Online
Pada 2008 mendatang, Nahdlatul Ulama (NU) bakal punya hajatan besar. Selain puncak peringatan Hari Lahir ke-82 NU yang akan diselenggarakan secara besar-besaran dan serentak se-Indonesia, organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Tanah Air itu juga akan menggelar International Conference of Islamic Scholars (ICIS) untuk ketiga kalinya.

ICIS atau forum para ulama dan cendekiawan Muslim se-dunia yang digagas Pengurus Besar NU tersebut akan dilaksanakan di Jakarta pada sekira bulan Mei 2008. “Kalau tidak di Jakarta, mungkin di Bali,” ujar Sekretaris Jenderal ICIS yang juga Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi.<>

Hasyim mengungkapkan hal itu dalam sambutannya pada acara Halal bi Halal yang diselenggarakan Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (6/11). Hadir juga pada acara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo serta jajaran pengurus teras PBNU, di antaranya, KH Said Aqil Siroj, Ahmad Bagdja, Endang Turmudzi, Andi Jamaro Dulung dan KH Masyhuri Naim.

Menurut Hasyim, digelarnya forum internasional itu merupakan tindak lanjut ICIS II yang juga diselenggarakan di Jakarta, pada 20-22 Juni 2006 silam. “Ini merupakan forum para ulama dunia untuk menjembatani kepentingan Barat dan Islam. Semuanya di bawah naungan NU,” kata Presiden World Conference on Religions for Peace itu.

Selain itu, pada Desember di tahun yang sama, akan diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU. Meski belum ditentukan tempatnya, menurut Hasyim, forum ulama NU se-Indonesia itu merupakan salah satu acara penting bagi NU di masa mendatang.

Forum yang digelar menjelang berakhirnya masa kepengurusan Hasyim tersebut, akan membahas banyak hal. Di antaranya, persiapan Muktamar NU pada 2009 mendatang. Selain itu, untuk merumuskan agenda strategis NU ke depan, terutama untuk kepengurusan periode berikutnya.

“Perumusan itu merupakan ‘rel’ bagi NU ke depan. Agar, setelah ganti ketua umumnya, tidak berganti pula visi-misi dan orientasinya. Semua akan dirumuskan agar bisa menjadi rel bagi jalannya roda organisasi. Jadi, semua harus dipersiapkan dan ditetapkan jauh-jauh hari,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu. (rif)