Warta

NU Diminta Aktif di Forum Internasional

Senin, 25 September 2006 | 13:56 WIB

New York, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU), organisasi terbesar di Indonesia diminta meningkatkan perannya di tingkat internasional, terutama dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Peran dan kiprah NU yang lebih besar diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dunia saat ini, termasuk menyangkut isu keagamaan.

Demikian hasil hasil pertemuan rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), wakil tetap Indonesia di PBB, dan Sekretaris Jenderal World Conference on Relegion and Peace (WCRP) Dr Williem Vandley, di Gedung 777 UN Plasa NY, New York, Sabtu (23/9) lalu. Dalam pertemuan itu, PBNU diwakili Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi dan Rozy Munir.

<>

Hasyim mengatakan, NU diharapkan meningkatkan perannya guna mengatasi permasalahan dunia, karena mempunyai massa yang cukup besar, baik di dalam, maupun di luar negeri. Apalagi, NU telah dinilai sukses dua kali mempertemukan tokoh Islam lintas aliran melalui International Conference of Islamic Scholars (ICIS).

“Jadi, NU dan ICIS diharapkan dapat digunakan sebagai konduktor untuk kepentingan perdamaian dan kesejahteraan dunia,” kata Hasyim melalui rilis yang diterima NU Online.

Hasyim juga diberi peluang yang lebih besar untuk lebih berperan, baik sebagai Ketua Umum PBNU, maupun sebagai Presiden WCRP yang pemilihannya dilakukan pada assambley di Kyoto Jepang, 25-29 Agustus lalu.

”Sebagai ketua Umum PBNU dan presiden WCRP, saya diminta ikut dalam mengembangkan perdamaian, baik pada tingkat nasional dan regional, maupun tingkat internasional,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Sebelumnya, dalam lawatan kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Hasyim sempat menghadiri KTT Kerja sama Antar-Agama untuk Perdamaian dan bertemu Sekjen PBB Kofi Annan untuk mendaftarkan ICIS. Dengan didaftarkan di PBB, ICIS akan menjadi organisasi non-pemerintah (Non Government Organization-NGO) yang diakui oleh PBB, sehingga pada setiap sidang umum PBB, ICIS memiliki keanggotaan.

Dalam waktu dekat, ICIS akan kembali menggelar pertemuan guna membahas lebih rinci kesepakatan pada ICIS II Juni lalu, termasuk untuk membicarakan kerjasama dengan konferensi negara-negara Islam (OKI). Pada pembukaan ICIS II lalu, Sekjen OKI Abdullah Badawi hadir dalam pertemuan itu dan menyepakati adanya kerjasama dengan ICIS.

“Dalam waktu dekat, kita akan menggelar pertemuan kembali guna menjabarkan hasil keputusan ICIS II lalu, termasuk membahas soal ekonomi. Soal kerjasama dengan OKI juga akan kita bahas dalam pertemuan itu,” katanya. (dtm/rif)