Hati-hati, Intelijen Terlibat
NU Online · Kamis, 16 November 2006 | 09:59 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta masyarakat agar waspada dalam mereaksi kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush 20 Nopember mendatang. Pasalnya, menurutnya, saat ini tidak hanya muncul unjuk rasa anti-Bush, demo tandingan pro-Bush pun mulai muncul. Ia menduga intelijen terlibat dalam hal itu.
“Saya minta, dengan adanya demo tandingan pro-Bush, seluruh masyarakat, khususnya umat Islam, supaya ekstra hati-hati,” kata Hasyim sesaat sebelum melepas 14 calon mahasiswa NU yang akan dikirim ke Timur Tengah, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (16/11).
<>Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu mengingatkan, jangan sampai ketika ada orang asing datang, bangsa Indonesia berkelahi sendiri. Dia menduga intelijen terlibat dalam aksi-aksi seperti itu.
“Keadaan seperti ini banyak terjadi di negara-negara lain di dunia, karena permainan intelijen. Karena saya bukan intelijen, saya cuma menduga-duga saja. Kebiasaan gerakan bawah tanah yang akan membenturkan sesama bangsa itu terjadi di mana-mana,” terang Hasyim.
Dia lalu mencontohkan beberapa kasus di luar negeri. Pertama, kejadian di Irak. Di negara tersebut selama berabad-abad, kaum Sunni dan Syiah tidak pernah berkelahi. Tetapi setelah ada serangan AS, mereka saling mengebom. Kemudian di Darfur, Sudan Selatan, selama ini, umat Katolik dan Islam tidak pernah ribut, tapi setelah diketahui sumber minyak, mereka berkelahi.
Tak Mau Temui Bush
Terkait rencana demo besar-besaran pada 19 November yang akan menentang Bush di Jakarta, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu menyatakan, tidak akan menghadirinya walaupun dia diundang.
“Nggaklah, nggak ikut, diundang sih, tapi nggak ikut. Kalau diundang Bush nggak datang, diundang demo nggak datang,” kilahnya.
Hasyim mengaku, pada dasarnya dia tidak menolak Bush datang ke Indonesia, tetapi dia menolak bertemu Bush bila diundang. Alasannya, Hasyim menempatkan diri sebagai Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP), sehingga dia khawatir bila nanti bertemu Bush, dunia akan melihat serangan-serangan AS mendapat justifikasi. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua