Muktamar, Momentum Selamatkan Generasi NU
NU Online · Ahad, 7 Maret 2010 | 01:19 WIB
Muktamar NU ke-32 di Makassar merupakan momentum penting bagi perlunya penyatuan persepsi dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama, baik badan otonom, lembaga maupun organisasi taktis lainnya untuk menyelamatkan generasi muda dan NU di masa mendatang.
Demikian dikatakan, Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi dalam Rakernas dan Harlah IPNU ke-58 bertajuk “Optimalisasi Peran IPNU Terhadap Arah Kebijakan Pendidikan Nasional” di Kampus UI Depok, Jakarta, Sabtu (6/3).<>
IPNU, kata Syauqi, selama ini sudah melakukan sinergi dengan dengan beberapa perangkat NU lainnya NU seperti dengan Lembaga Pendidikan Ma'arif dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah terkait pentingnya pendirian komisariat di sekolah dan pesantren NU.
IPNU juga menjalin sinergi dengan Lakspesdam NU untuk dalam menjalankan program kaderisasi.
Ketua Majelis Alumni IPNU Hilmi Muhammadiyah menegaskan, IPNU sebagai tempat rekruitmen kader NU. Karena itu sejak kini IPNU harus membuat program strategis pengkaderan sesuai visi dan misi NU.
“Pengenalan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) itu mesti dilakukan sejak di sekolah. Karena itu Muktamar NU di Makassar semestinya memberikan tempat terhadap aspirasi IPNU,” katanya.
Sementara itu persoalan penting yang dibahas dalam Rakernas IPNU adalah munculnya gerakan radikalisme keagamaan pelajar di sekolah-sekolah negeri melalui organisasi intra siswa sekolah (OSIS) yang bernama Rokhani Islam (Rokhis).
Menurut Syauqi IPNU mengusulkan pada muktamar NU di Makassar mendatang agar NU mendesak Mendiknas untuk merubah atau menghapus Rokhis yang selama ini dijadikan satu-satunya organisasi keagamaan di sekolah negeri.
“IPNU sebagai kader NU akan mengawal gerakan keislaman yang moderat dan bukannya radikal maupun liberal baik secara pemikiran, aksi maupun ideologi yang meresahkan masyarakat,” tandas Syauqi. (nam)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua