Jakarta, NU Online
Menyambut proklamasi atau HUT RI banyak acara yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat. Mulai dari refleksi, syukuran, pertandingan olahraga, hingga perlombaan bagi anak-anak.
Tak terkecuali Komunitas Mata Air, sebuah lembaga medio dakwah yang concern pada pengembangan nilai-nilai Islam dan ketauladanan rasul. Kemarin malam (18/8), dalam rangka bersyukur terhadap nikmat kemerdekaan, lembaga yang diayomi oleh beberapa kyai dan tokoh NU ini mengadakan dzikir kemerdekaan sekaligus soft launching web site Gus Mus.
<>Acara yang berlangsung secara sederhana tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh-tokoh NU, politisi muda NU, kerabat dekat Gus Mus, dan anak-anak muda NU. Seperti, Dr. Ridwan Lubis (Ketua PBNU), H. Muhyidin Arubusman (Sekretaris Dewan Syuro PKB), Dr Qodri Azizi, Ulil Absar Abdala, Muhammad Sobary, dan lainnya.
Nusron Wahid, penyelenggara acara pada kesempatan itu menyampaikan bahwa komunitas mata air mencoba memberi sebuah nuansa baru dalam memahami keberagamaan (baca: Islam), baik secara substansi, ibadah, dan amalannya. Yang tentu dengan pemahaman Ahlu Sunnah Wal Jamaah.
Juga dipresentasikan web site Gus Mus, yang mulai dapat diakses sejak kemarin malam, dengan alamat www.gusmus.net.
Dalam acara, âKangâ Sobary menyampaikan refleksi kemerdekaan dan puncaknya tausyiah yang disampaikan oleh Gus Mus.
Gus Mus menekankan tentang prinsip untuk selalu mengedepankan kebenaran, kesederhanaan, dan keadilan. Khususnya untuk menjawab krisis bangsa yang terjadi hingga pada titik moral manusianya. Karena menurut beliau inti dari Islam dan sebuah kemerdekaan itulah keadilan dan kejujuran.(Die)
Â
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua