Daerah

Ansor Jayapura Gagas Diskusi Penyelesaian Konflik Papua

Senin, 23 September 2019 | 16:30 WIB

Ansor Jayapura Gagas Diskusi Penyelesaian Konflik Papua

Diskusi 'Kita Papua, Kita Indonesia, Kita Bersaudara' diadakan GP Ansor Jayapura, Papua, Sabtu (21/9) (Foto: NU Online/Aziz Askhari)

Jayapura, NU Online
Beberapa  pekan terakhir, Indonesia dihadapkan dengan adanya konflik Papua. Menangggapi kejadian tersbut, GP ansor Jayapura menggelar Talk Show Publik yang bertemakan Kita Papua, Kita Indonesia, Kita Bersaudara  guna meredam konflik yang berkepanjangan.
 
Acara diselenggrakan di Caffe dan Resto Rainbow, Sabtu (21/9) dipantik oleh narasumber Kumar yang merupakan Pengamat Politik dan Budaya, dan Alo Jufuway, yang dikenal sebagai Pengamat Ekonoomi Papua.
 
Dalam penjelasannya H Kumar mengatakan bahwa problem yang terjadi di tanah Papua menimbulkan pro dan kontra di tengah kalangan masyarakat Papua. "Jika melihat Saudara-saudara kita di Papua, memang ada  yang merasa kecewa karena mereka merasa dibeda-bedakan serta dikucilkan, terutama mahasiswa di Pulau Jawa," katanya.
 
"Saya paham betul ada pro dan kontra keutuhan NKRi, yang kontra mereka yang kecewa karena adanya kasus rasis, mereka merasa dibeda-bedakan dengan penduduk Indonesia yang lain," imbuh H Kumar.
 
Untuk meredam emosi warga, pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menjaga komitmen akar terajutnya persatuan tanpa ada yang mebeda-bedakan, sehingga tidak terjadi rasa kekecewaan dan tidak merasa terjadi disintegrasi.
 
"Untuk meredam emosi warga, kita harus bersama-sama menjaga persatuan tanpa membedakan satu sama lain," imbuhnya.
 
Dia memberi contoh semisal komitmen tersebut adalah pemerintah menjamin kesehatan, keamanan, dan meningkatkan ekonomi masyarakat Papua secara menyeluruh baik yang ada di luar Papua maupun yang ada di Pulau Papua ini.
Menurut dia, mengenai konflik yang terjadi di Papua dan berbagai kota oleh aksi-aksi masyarakat yang mengakibatkan perusakan fasilitas publik, agar segera selesai sampai ke akar permasalahannya.
 
"Saya berharap konflik tersebut selesai dengan baik dan juga saya berharap penyelesaian konflik ini bukan hanya dari segi cover, akan tetapi harus sampai ke akar-akarnya. Untuk kedepannya harus lebih baik lagi dengan tidak adanya konflik yang menimbulkan perpecahan," imbuh H Kumar.
 
Indonesia sebagai bangsa yang dikenal ramah di kancah dunia, seharusnya dapat mengimplementasikan keluhuran dan keramah-tamahan bangsa, bukan hanya menghargai bangsa lain. "Akan tetapi kita harus menghargai sebangsa setanah air," tegas Kumar. 
 
Alo Jufuway menjelaskan bahwa Papua adalah wilayah yang kaya, provinsi paling subur, dan sumber daya alamnya cukup melimpah. Hanya saja yang bisa menikmati hasil dari sumber daya alam itu adalah kalangan-kalangan dari kelompok elit. Hal ini yang dapat memicu terjadinya permaslahan antara orang asli Papua dan para kelompok elit.
 
Selain itu, kata Alo, banyak persoalan-persoalan yang terjadi di tanah Papua seperti HAM yang memang belum pernah selesai hingga hari ini. Melihat kondisi ini seharusnya pemerintah harus cerdas dengan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan sehingga masyarakat Papua merasa dihargai keberadaannya. 
 
"Papua adalah negeri yang kaya raya, tapi tidak senua orang Papua mampu menikmati hasil kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Persoalan-persoalan HAM yang belum selesai secara tuntas membuat warga Papua belum merasa diberi keadilan. Untuk menyelesaikan konflik di Papua ini penerintah harus cerdas dengan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan," ujar Alo.
 
Menurut analisis Alo, konflik yang terjadi di Papua ini dipicu oleh kelompok yang ingin merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Maka hal yang perlu dilakukan sebagai masyarakat Papua harus berhati-hati dan teliti agar tidak terjerumus  dalam konflik tersebut. 

"Kita harus percaya terhadap pemerintah pusat dan daerah," imbuh Alo.
 
Dia juga menyarankan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah haruslah selaras dalam menyampaikan informasi sehingga tidak terjadi tanda tanya bagi masyarakat Papua yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan.
 
Pemerintah juga harus mampu memberikan perhatian lebih kepada masyarakat Papua baik itu dalam bentuk bantuan moril maupun dalam bentuk materil. 
 
"Kepada pemerintah, kami meminta selalu berikan informasi yang jelas dan transparan, biar tidak ada simpang siur dan tanda tanya di masyarakat. Berikan Papua perhatian lebih baik dalam bentuk moril maupun materil," tegas Alo.
 
Dia khawatir bila konflik ini berkepanjangan, akan melumpuhkan perekonomian yang ada di Papua, ketika hal ini terjadi maka akan berdampak negatif juga terhadap masyarakat seperti yang kita rasakan beberapa waktu lalu misalnya koneksi internet yang awalnya lancar mengalami pelemahan dan pemadaman listrik. 
 
Dalam pesan penutupnya, dia menjelaskan kalau upaya pemerintah pusat dalam menyelesaikan persolan yang ada di Papua sudah cukup baik, meskipun memakan waktu yang lama. Hal ini seharusnya bisa segera di respons oleh pemerintah yang ada di Papua sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah kepada masyarakat. 
 
"Terakhir saya ingin mengatakkan bahwa upaya pemerintah pusat dalam menyelesaikan persolan yang ada di Papua sudah cukup baik, meskipun memakan waktu yang lama. Hal ini seharusnya bisa segera direspons oleh pemerintah yang ada di Papua sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah kepada masyarakat sekaligus mendengarkan penyampaian aspirasi mereka terkait dengan persoalan ini," tutup Alo.
 
Kontributor: Aziz Askhari
Editor: Kendi Setiawan