Muhammad Faizin
Kontributor
Pagi itu, Parmin bersiap-siap berangkat ke TPS untuk menyalurkan suaranya dan menjadi bagian dari pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di daerahnya. Ia sudah yakin dengan pilihannya dan optimis jagonya bakal memenangi kontestasi tersebut.
"Mau berangkat nyoblos ya, Min? Bareng yuk," sapa Samidi sahabat karibnya yang juga mau berangkat ke TPS yang sama.
"Iya, Di," jawab Parmin sambil menghentikan langkahnya menunggu Samidi.
Mereka pun berangkat bersama-sama sambil bercakap-cakap tentang kelebihan dan kekurangan calon yang maju pada Pilkada kali ini. Namun nampaknya Parmin tidak setuju dengan pendapat Samidi yang menjelaskan kekurangan calon yang akan dipilihnya.
Perdebatan pun terjadi sepanjang jalan, sampai mereka tak sadar sudah sampai ke lokasi pemungutan suara.Â
Sebelum masuk Samidi berpesan pada Parmin. "Kalau nyoblos harus sepenuh hati. Jangan sepenuh jiwa, Min," kata Samidi pada Parmin.
"Lho. Kok nggak boleh sepenuh jiwa?" tanya balik Parmin.
"Kalau nanti pilihannya kalah, biar cukup sakit hati saja, nggak sakit jiwa," kata Samidi sambil ngloyor ke tenda TPS. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Tanggapan Rais Syuriyah PCNU Pemalang atas Bentrok FPI dengan PWI-LS
2
Ini Doa Memasuki Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya
3
Mustasyar PBNU Serukan Pentingnya Nahdliyin Jaga Pemahaman Islam Moderat di Masyarakat
4
PBNU Akan Luncurkan Penulisan Sejarah NU Jilid Pertama pada Peringatan Satu Abad Masehi 31 Januari 2026
5
RMINU Jabar Dorong Pemprov Tindak Lanjuti Evaluasi Hibah Pesantren
6
Salah Kaprah Memaknai Uang Haram sebagai Rezeki
Terkini
Lihat Semua